Polietilena ikatan silang, yang biasa dikenal sebagai PEX, XPE atau XLPE, adalah bentuk polietilena dengan struktur ikatan silang. Material ini banyak digunakan dalam sistem perpipaan layanan gedung, sistem air panas dan pendingin, perpipaan air rumah tangga, dan sebagai insulasi untuk kabel tegangan tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, PEX juga telah mendapatkan daya tarik dalam aplikasi gas alam dan minyak lepas pantai, transportasi kimia, dan transportasi limbah dan bubur. Sebagai alternatif perpipaan air rumah tangga, PEX secara bertahap menggantikan material tradisional seperti polivinil klorida (PVC), polivinil klorida terklorinasi (CPVC) dan pipa tembaga.
Kekuatan benturan suhu rendah, ketahanan abrasi, dan ketahanan retak akibat tekanan lingkungan dari PEX meningkat secara signifikan dengan adanya ikatan silang.
Proses transformasi Pex rumit, mengubah struktur molekulnya dari termoplastik menjadi termoset. Salah satu fitur utama bahan ini adalah ketahanannya terhadap panas, yang dapat menahan pemanasan jangka panjang hingga 120 °C dan suhu jangka pendek hingga 250 °C. Selain itu, peningkatan derajat ikatan silang akan meningkatkan modulus geser maksimum, sehingga sifat mekanis PEX jauh lebih baik daripada polietilena (PE) biasa.
Selama proses pembuatan PEX, ikatan silang dicapai melalui berbagai metode, yang paling awal adalah ikatan silang menggunakan radiasi berkas elektron. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, metode ikatan silang Engel dikembangkan pada tahun 1960-an, dan proses Sioplas dipatenkan pada tahun 1968, menggunakan silikon hidrida untuk ikatan silang. Kemudian pada tahun 1986, proses berbasis vinil silana muncul.
Pengikatan silang dapat dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk pengikatan silang peroksida (PE-Xa), pengikatan silang silana (PE-Xb), pengikatan silang berkas elektron (PE-Xc) dan pengikatan silang azo (PE- Xd).
Metode pengikatan silang yang berbeda akan menghasilkan perbedaan kinerja material. Pengikatan silang peroksida menggunakan peroksida sebagai agen pengikat silang, yang secara efektif dapat meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan panas polietilena. Sementara itu, pengikatan silang silana terjadi selama pasca-pemrosesan dan ditandai dengan kepekaan terhadap kelembapan dan panas. Selain itu, pengikatan silang berkas elektron juga dapat mencapai hasil lingkungan yang lebih baik karena metode ini tidak memerlukan penggunaan bahan kimia lainnya.
Salah satu keunggulan utama PEX adalah fleksibilitasnya, yang menjadikannya pilihan populer untuk perpipaan rumah tinggal saat membangun rumah baru. Performa lenturnya lebih menonjol daripada material pipa dalam ruangan umum lainnya (seperti pipa tembaga dan PVC), dan dapat dipasang dengan mudah, sehingga mengurangi waktu dan biaya pemasangan.
Karena fleksibilitas PEX, penggunaan sambungan sering kali dapat dihindari, sehingga lebih mudah dirancang dengan merutekan pipa air langsung dari titik distribusi ke fasilitas drainase.
Namun, PEX juga memiliki tantangannya sendiri, seperti ketahanannya yang lemah terhadap sinar matahari, dan paparan sinar matahari jangka panjang dapat menyebabkan material tersebut menua dan retak. Pada saat yang sama, struktur PEX juga rentan terhadap kerusakan oleh serangga tertentu, yang membatasi penggunaannya di lingkungan tertentu. Meskipun memiliki sifat tidak mudah pecah saat dibekukan, PEX tetap perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam beberapa skenario penggunaan.
Seiring dengan meningkatnya permintaan akan material yang efisien dan berkelanjutan dalam industri konstruksi, penggunaan PEX akan terus tumbuh seiring kemajuan teknologi. Seiring dengan munculnya lebih banyak teknologi baru, mungkin saja keterbatasan saat ini dapat diatasi dan PEX dapat berperan dalam berbagai aplikasi yang lebih luas. Jika seseorang memberi tahu Anda bahwa PEX mungkin akan menjadi legenda teknologi baru di masa mendatang, apa pendapat Anda?