Lava adalah batuan cair atau sebagian cair (yaitu magma) yang meletus dari bagian dalam Bumi, biasanya dari kerak Bumi pada suhu yang sangat tinggi. Lava dapat dikeluarkan dalam letusan gunung berapi atau melalui retakan di kerak Bumi, baik di darat maupun di bawah air, dan suhunya biasanya antara 800 dan 1200 °C (1470 dan 2190 °F). Batuan vulkanik yang terbentuk saat mendingin sering disebut lava. Aliran lava adalah aliran keluar batuan cair selama letusan efusif, berbeda dengan letusan eksplosif yang menghasilkan campuran abu dan puing-puing lainnya, yang disebut tefra, bukan aliran lava.
Lava sama kentalnya dengan saus tomat dan sekitar 10.000 hingga 100.000 kali lebih kental daripada air.
Lava dapat mengalir dalam jarak yang jauh hingga mendingin dan mengeras karena lava yang terpapar udara sering kali dengan cepat membentuk kerak keras yang mengisolasi lava cair yang tersisa dan membantu menjaganya tetap panas dan cair. Sifat dan perilaku lava dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk komposisi kimianya, suhu, dan viskositasnya.
Lava yang mengeras di kerak bumi sebagian besar terdiri dari mineral silikat, termasuk feldspar, silikat, olivin, dan garnet. Secara khusus, lava silikat terdiri dari dua unsur, oksigen dan silikon, yang mendominasi campuran cair. Di kerak bumi, cara silikon dan oksigen bergabung memengaruhi perilaku fisik batuan cair.
Viskositas lava sangat menentukan perilaku alirannya; semakin besar viskositasnya, semakin eksplosif letusannya.
Lava dapat dibagi menjadi empat jenis kimia, tergantung pada kandungan silika: felsik, intermediet, mafik, dan ultramafik.
Ada hubungan langsung antara laju aliran lava dan viskositasnya. Lava biasanya paling cair setelah letusan, tetapi menjadi lebih kental saat suhu turun. Saat lava mendingin, ia menyusut dan dapat menyebabkan aliran lava pecah, yang memengaruhi struktur permukaannya dan menciptakan tekstur alami yang unik. Oleh karena itu, bentuk dan tampilan aliran lava sangat beragam.
Bentuk aliran lava meliputi aliran lava datar, lava seperti batu bata, dan struktur khusus lava bawah air, yang memengaruhi pembentukan bentang alam.
Kata "lava" berasal dari Italia, mungkin berasal dari bahasa Latin "labes," yang berarti "perosotan" atau "lereng." Penggunaan awal kata ini dikaitkan dengan letusan Gunung Vesuvius pada tahun 1737, ketika aliran lava diibaratkan seperti aliran air, yang mengambil lumpur dan bergerak ke bawah.
Meskipun kita memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sifat dan dinamika lava, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang interaksinya dengan kehidupan dan lingkungan di Bumi. Para ilmuwan terus mempelajari bagaimana lava membentuk bentang alam Bumi dan dampak potensialnya terhadap perubahan iklim. Dalam konteks ini, memahami sifat lava tidak hanya menjadi kunci untuk memahami geografi fisik, tetapi juga kunci untuk menafsirkan masa lalu, masa kini, dan masa depan planet kita.
Seiring kemajuan teknologi dan studi lava yang semakin mendalam, dapatkah kita mengungkap lebih banyak tentang misteri cairan misterius ini?