Dengan pesatnya evolusi teknologi dan perubahan situasi internasional, Angkatan Darat AS menyadari bahwa perang di masa depan tidak akan lagi menjadi bentuk pertempuran tradisional. Didirikan pada tahun 2018, Komando Masa Depan Angkatan Darat AS (AFC) didedikasikan untuk meningkatkan modernisasi dan kemampuan tempur militer guna mempersiapkan diri menghadapi persaingan dengan musuh yang setara. AFC tidak hanya merupakan organisasi terkemuka untuk meningkatkan kemampuan militer, tetapi juga merupakan pusat inovasi militer dan integrasi teknologi, yang mengemban tugas penting untuk membentuk masa depan peperangan.
Latar Belakang Sejarah"Kita harus menghadapi tantangan peperangan di masa depan dengan lebih cepat dan lebih efisien."
Pembentukan AFC menandai penyesuaian strategis utama Angkatan Darat AS untuk lingkungan pertempuran di masa depan. Selama beberapa dekade terakhir, Angkatan Darat telah menghadapi beberapa program yang dibatalkan dan ketidakmampuan untuk segera menggunakan sistem tempur baru. Untuk mengatasi tantangan ini, AFC dibentuk untuk mempersingkat jangka waktu penelitian dan pengembangan serta meningkatkan persyaratan militer dan proses pengembangan sistem guna membebaskan sumber daya untuk program modernisasi yang lebih berwawasan ke depan.
Misi utama AFC berfokus pada enam prioritas modernisasi: tembakan presisi jarak jauh, kendaraan tempur generasi berikutnya, platform angkat vertikal masa depan, jaringan mobilitas dan pasukan ekspedisi, kemampuan pertahanan udara dan rudal, serta kemampuan mematikan prajurit. Inovasi teknologi memainkan peran penting dalam memajukan prioritas ini, terutama penerapan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk lebih meningkatkan kemampuan tempur.
"Melalui integrasi teknologi, tujuan kami adalah untuk menunjukkan kemampuan respons cepat di seluruh sektor pada tahun 2028."
Untuk memastikan kemajuan yang efektif dari setiap proyek prioritas modernisasi, AFC telah membentuk beberapa tim lintas fungsi (CFT). Tim-tim ini tidak hanya mencakup berbagai kebutuhan modernisasi, tetapi juga mengintegrasikan keahlian dari berbagai bidang dan mempromosikan kolaborasi dengan sekutu. Di bawah arsitektur yang fleksibel dan efisien ini, AFC terus melakukan eksperimen dan pengujian untuk memastikan bahwa sistem teknis yang dikembangkan pada akhirnya dapat beroperasi secara efektif di lingkungan pertempuran yang sebenarnya.
AFC berfokus pada penelitian dan pengembangan entitas serta eksperimen. Saat menguji teknologi baru, AFC melakukan uji gabungan skala besar untuk mengidentifikasi potensi teknologi untuk aplikasi dalam peperangan masa depan. Dalam proses ini, AFC juga telah memperdalam kerja samanya dengan akademisi dan telah memberikan dana R&D kepada lebih dari 300 universitas untuk mempercepat inovasi teknologi dan integrasi produk komersial.
Penekanan AFC pada teknologi AI terbukti dengan sendirinya. Melalui pembentukan Gugus Tugas Kecerdasan Buatan, AFC melakukan serangkaian proyek pembelajaran mesin yang dapat diskalakan untuk mendukung kebutuhan militer baru. Teknologi canggih ini tidak hanya membantu meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dan efisiensi tempur, tetapi juga memberikan dukungan teknis yang memadai untuk kemampuan tempur otonom pasukan masa depan.
Seiring dengan perubahan lanskap militer global, AFC menghadapi tantangan tentang cara untuk terus memodernisasi dan mempertahankan kepemimpinan teknologi. Agar tetap bertahan dalam persaingan masa depan yang tidak pasti, AFC harus terus menyesuaikan strateginya untuk mengatasi ancaman dan peluang baru. Pada saat yang sama, penilaian ulang terhadap prosedur yang ada dan efektivitasnya sangat penting.
KesimpulanPembentukan Komando Masa Depan Angkatan Darat AS dan upaya modernisasi yang sedang berlangsung tidak diragukan lagi membentuk kembali ekosistem teknologi militer. Namun, seiring dengan terus berkembangnya teknologi dan perubahan ancaman eksternal, kita tidak dapat tidak bertanya-tanya ke mana perang masa depan akan membawa kita?