Dalam statistik, ekonometrika, epidemiologi, dan disiplin ilmu terkait lainnya, metode variabel instrumental (IV) digunakan secara luas untuk memperkirakan hubungan kausal ketika eksperimen terkontrol tidak memungkinkan atau perawatan tidak dapat berhasil diberikan ke setiap unit. hubungan. Sederhananya, ketika Anda menghadapi masalah korelasi antara variabel penjelas dan istilah kesalahan, penggunaan variabel instrumental dapat menghindari hasil yang bias.
Pemahaman intuitif tentang penggunaan variabel instrumental adalah bahwa ketika variabel independen peneliti X (variabel penjelas) dipengaruhi oleh istilah kesalahan U, metode kuadrat terkecil konvensional (OLS) dapat menghasilkan estimasi yang bias, sedangkan metode IV A dapat memperoleh estimasi yang konsisten.
Misalnya, misalkan seorang peneliti ingin menganalisis efek kausal merokok (X) pada status kesehatan umum (Y). Korelasi antara merokok dan kesehatan yang hanya berdasarkan data observasi tidak berarti bahwa merokok menyebabkan kesehatan yang buruk, karena ada variabel lain seperti depresi yang dapat memengaruhi merokok dan kesehatan. Dalam kasus ini, peneliti tidak dapat melakukan uji coba terkontrol acak.
Peneliti dapat mempertimbangkan penggunaan tarif pajak tembakau (Z) sebagai variabel instrumental untuk merokok, asalkan tarif pajak tersebut hanya dikaitkan dengan kesehatan dengan cara yang dimediasi oleh merokok. Jika sebuah penelitian menemukan hubungan antara tarif pajak tembakau dan kondisi kesehatan, hal itu akan dianggap sebagai bukti bahwa merokok dapat memengaruhi kesehatan.
Sejarah variabel instrumental dapat ditelusuri kembali ke tahun 1928, ketika Philip G. Wright pertama kali mengusulkan konsep tersebut. Penelitian Wright berfokus pada penawaran dan permintaan mentega di Amerika Serikat, dan ia percaya bahwa faktor iklim dapat berfungsi sebagai variabel instrumental yang sesuai untuk menggambarkan proses ini. Ide ini mengarah pada pembentukan dan pengembangan metode variabel instrumental secara bertahap dalam ekonometrika.
Jadi, bagaimana cara memilih variabel instrumental yang tepat? Agar variabel instrumental efektif, dua kondisi utama harus dipenuhi: pertama, variabel instrumental harus berkorelasi dengan variabel penjelas endogen; Kedua, variabel instrumental harus tidak berkorelasi dengan istilah galat. Kedua kondisi ini penting untuk memperoleh estimasi yang konsisten.
Selain itu, pemilihan variabel instrumental yang tepat juga harus mempertimbangkan efektivitasnya dalam konteks penelitian tertentu. Pada saat ini, peneliti dapat menggunakan diagram kausal untuk memvisualisasikan hubungan antar variabel. Dalam beberapa kasus, suatu variabel dapat menjadi variabel instrumental yang efektif setelah mengendalikan variabel lain.
Misalnya, jika kita ingin memperkirakan dampak program konseling perguruan tinggi terhadap IPK mahasiswa, jika jarak yang ditempuh mahasiswa ke program konseling diperhitungkan, ini mungkin merupakan variabel instrumental yang memberikan efek kausal pada program tersebut, tetapi Menilai kemungkinan dampak jarak terhadap prestasi rendah mahasiswa.
Saat ini, banyak literatur relevan telah sepenuhnya mengeksplorasi penerapan variabel instrumental dan kasus praktisnya di berbagai bidang. Misalnya, Angrist dan Krueger menunjukkan penerapan metode variabel instrumental dalam ekonomi pendidikan pada tahun 2001 untuk menganalisis hubungan kausal antara kualifikasi akademik dan pendapatan.
Hal ini menunjukkan bahwa ketika analisis regresi tradisional tidak dapat memberikan estimasi kausal yang tepat karena faktor-faktor pengganggu, pendekatan variabel instrumental dapat mengatasi kekurangan ini. Namun, pemilihan variabel instrumental yang tepat bergantung pada landasan teori yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang proses pembuatan data.
Singkatnya, variabel instrumental, sebagai metode utama untuk mengatasi bias, menyediakan alat analisis yang efektif bagi peneliti ketika tidak mungkin melakukan eksperimen yang terkontrol. Namun, dalam penelitian Anda, dapatkah Anda secara akurat memilih variabel instrumental yang efektif dan mengungkapkan hubungan kausal yang tersirat?