Dalam kedokteran gigi, "maloklusi" merujuk pada susunan gigi atas dan bawah yang tidak tepat, dan hubungan yang tidak tepat antara gigi saat rahang atas dan bawah tertutup. Istilah ini dicetuskan pada tahun 1864 oleh Edward Anger, yang dianggap sebagai bapak ortodontik modern. Maloklusi tidak hanya memengaruhi penampilan, tetapi juga dapat memengaruhi fungsi dan kesehatan mulut. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi banyak orang untuk memahami penyebab maloklusi dan konsekuensinya.
Menurut teori Anger, maloklusi adalah penyimpangan dari oklusi ideal. Sementara sebagian orang mungkin percaya bahwa setiap susunan gigi yang tidak sempurna harus dirawat, perawatan tidak selalu diperlukan jika pasien merasa puas dengan penampilan dan fungsinya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa maloklusi disebabkan oleh berbagai faktor, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi faktor genetik dan lingkungan. Telah dikonfirmasi dari fosil purba bahwa tanda-tanda maloklusi ditemukan pada beberapa tulang manusia purba.
Penyebab utama maloklusi meliputi:
Banyak kebiasaan perilaku yang dapat secara signifikan memengaruhi perkembangan wajah dan lengkung gigi, seperti bernapas lewat mulut, mengisap jari, dan menggigit kuku. Perilaku ini tidak hanya dapat menyebabkan ketidaksejajaran gigi, tetapi juga memengaruhi kesehatan rongga mulut.
Maloklusi dapat terjadi selama tahap pertumbuhan gigi primer atau permanen. Pada gigi primer, maloklusi dapat disebabkan oleh hipoplasia tulang alveolar, gigi berjejal, dll., sedangkan pada gigi permanen, maloklusi dapat disebabkan oleh penyakit periodontal, pertumbuhan gigi yang berlebihan, atau kehilangan gigi.
Gejala maloklusi bervariasi, dan dalam kebanyakan kasus tidak menyebabkan efek kesehatan yang serius. Namun, maloklusi yang lebih parah dapat disertai dengan kelainan bentuk kraniofasial yang memerlukan koreksi melalui ortodontik atau terkadang pembedahan.
Maloklusi dapat menyebabkan kerusakan gigi, penyakit periodontal, gangguan fungsi mengunyah, dan kesehatan mental yang buruk, yang semuanya memerlukan perhatian dini.
Menurut klasifikasi Anger, maloklusi dibagi menjadi tiga kategori utama: Kelas I (oklusi netral), Kelas II (oklusi posterior), dan Kelas III (maloklusi anterior). Berbagai jenis maloklusi memerlukan rencana perawatan yang berbeda.
Tentu saja, kebanyakan orang mungkin tidak memerlukan perawatan, terutama jika kasusnya ringan. Untuk maloklusi yang lebih parah, pilihan perawatannya meliputi: