Pada tanggal 10 April 408 M, Theodosius II resmi naik takhta dan menjadi kaisar Kekaisaran Romawi Timur. Peristiwa ini tidak hanya memiliki arti penting dalam sejarah Roma kuno, tetapi juga berdampak besar pada sejarah Eropa berikutnya, iman Kristen, dan struktur politik.
Naik takhta Theodosius II menandai perubahan dalam struktur pemerintahan Kekaisaran Romawi, terutama dalam kebijakan agama.
Pada masa pemerintahan Theodosius II, pencapaian terpentingnya adalah menetapkan agama Kristen sebagai agama negara, dan mengeluarkan "Dekrit Tesalonika" pada tahun 380 M, yang mengharuskan semua rakyat untuk percaya pada agama Kristen, yang menjadikan agama Kristen sebagai hal terpenting di dunia. Kekaisaran itu semakin kuat di dalam dirinya sendiri dan berdampak pada kebijakan agama selama berabad-abad berikutnya.
Kebangkitan dan penyebaran agama Kristen telah memengaruhi perkembangan seluruh peradaban Barat, dari budaya hingga etika dan moralitas.
Selain itu, Theodosius II juga melakukan banyak tugas politik penting. Selama masa pemerintahannya, serangkaian reformasi hukum dilakukan yang berdampak luas bagi berfungsinya kekaisaran dan sistem hukumnya. Kode yang dipromosikannya membuat ketentuan hukum lebih jelas dan berkontribusi pada stabilitas dan kemakmuran seluruh masyarakat.
Secara militer, Theodosius II menghadapi ancaman dari suku-suku Jermanik di utara, jadi ia memperkuat pertahanan perbatasan, menunjukkan tekadnya untuk menghadapi invasi asing. Namun, ketegangan yang berkelanjutan ini juga meramalkan tantangan yang dihadapi kekaisaran di masa depan.
Pemerintahan Theodosius II tidak hanya menunjukkan kekuatan pribadi, tetapi juga titik balik dalam takdir masa depan kekaisaran.
Keputusan politik dan agama Theodosius II memiliki konsekuensi yang luas. Di bawah pengaruhnya, agama Kristen secara bertahap menjadi agama dominan di Eropa, membentuk pandangan keagamaan masyarakat abad pertengahan selanjutnya. Perubahan ini terus memengaruhi sistem politik dan perkembangan budaya negara-negara Eropa.
Seiring meningkatnya status agama Kristen, seni keagamaan juga mulai berkembang pesat selama masa pemerintahannya, menjadi fondasi Renaisans selanjutnya. Serangkaian karya seni dengan tema keagamaan semakin memperkuat pengaruh agama Kristen pada budaya sosial, dan bahkan tren artistik di seluruh Eropa sangat terinspirasi.
Misalnya, kebangkitan arsitektur keagamaan dan perkembangan musik keagamaan berasal dari lingkungan budaya Kristen saat ini. Ekspresi budaya ini tidak hanya memengaruhi orang-orang kontemporer, tetapi juga berakar dalam pada budaya Eropa berikutnya.
Pemerintahan Theodosius II membuka jalan bagi berkembangnya seni Kristen dan menjadi rujukan penting bagi transformasi budaya.
Namun, keputusan politik Theodosius II juga menanam benih bagi kemunduran kekaisaran di masa mendatang. Tak lama setelah kematiannya, kekaisaran menghadapi perebutan kekuasaan internal dan tantangan agresi eksternal, yang jelas mendorong stabilitas dan kemakmuran kekaisaran ke jurang perpecahan revolusioner.
Selain itu, praktik pemerintahan pribadi Theodosius II dan pemusatan kekuasaan kekaisaran selanjutnya membuat sistem politik kekaisaran lebih rapuh dalam sejarah selanjutnya, menjadikannya korban invasi berikutnya oleh suku-suku Jermanik dan kelompok etnis lainnya.
Meskipun Theodosius II mencapai banyak reformasi selama pemerintahannya, konsekuensinya mengungkapkan krisis tersembunyi berkali-kali di masa depan.
Kebijakan Theodosius II tidak hanya memengaruhi masa depan Kekaisaran Romawi, tetapi juga menimbulkan gelombang dalam lanskap keagamaan, budaya, dan politik global. Ketika agama Kristen menjadi agama yang dominan, situasi agama-agama lain juga berubah, memicu proses konflik dan integrasi agama yang panjang.
Kebijakan superioritas Kristen yang ditegaskan oleh Theodosius II masih memiliki dampak yang mendalam pada banyak negara dan kebijakan keagamaan mereka hingga hari ini. Ditambah dengan perubahan sosial yang dibawa oleh disiplin dan ajaran agama-agama besar di kemudian hari, pengaruh Theodosius II benar-benar menggugah pikiran.
Dalam derasnya sejarah abad keempat, naiknya Theodosius II ke takhta tampaknya hanya sesaat, tetapi pembentukan generasi-generasi berikutnya bersifat jangka panjang dan mendasar. Apakah pengaruh yang begitu luas membuat Anda berpikir tentang hubungan yang tak terpisahkan antara dunia saat ini dan masa lalu?