Pada tahun 2023, film yang ditunggu-tunggu dari sutradara Italia Alice Rohrwacher, "La Chimera", menarik perhatian besar di Festival Film Cannes ke-76. Drama sejarah ini dipuji tidak hanya karena alurnya yang menarik, tetapi juga karena menjadi pusat perhatian selama pemutaran perdana, menerima tepuk tangan selama sembilan menit. Film ini menceritakan kisah Arthur, seorang penjarah barang antik Inggris yang nasibnya terkait erat dengan persaingan untuk memenangkan Palme d'Or di Italia pada tahun 1980-an.
Kisah "La Chimera" berlatar tahun 1980-an dan menceritakan kisah Arthur (diperankan oleh Josh O'Connor) yang kembali ke Italia setelah dibebaskan dari penjara dan memulai perjalanan baru untuk melepaskan diri dari masa lalunya. Setelah didakwa mencuri relik budaya dan dipenjara, Arthur menghadapi jaringan perdagangan relik budaya yang penuh dengan godaan dan bahaya.
"Ini adalah kisah tentang kehilangan dan pencarian, yang dipenuhi dengan kerinduan tak berujung akan masa lalu."
Selama perjalanannya, Arthur bertemu kembali dengan Flora, ibu dari mantan pacarnya yang hilang, Beniamina, dan putrinya, Italia. Dalam interaksinya dengan karakter-karakter ini, pergulatan batin Arthur perlahan-lahan terungkap, mengungkap sikapnya yang kontradiktif terhadap estetika dan moralitas.
Dalam La Chimera, Alice Rohrwacher, seorang pelopor film independen, bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan manusia dengan masa lalu. Ia dengan cermat memilih pemeran lintas negara sehingga ceritanya tidak terbatas pada budaya satu wilayah, tetapi mencakup waktu dan ruang yang berbeda.
"Melalui gambar-gambar artistiknya, Rohrwacher menggambarkan sebuah adegan sejarah yang berharga dan membenamkan penonton dalam berbagai emosi."
Dalam film tersebut, penonton mengikuti sudut pandang Arthur dan menyaksikan pesona dan bahaya dari penjelajahan peninggalan budaya. Rohrwacher menyajikan kekayaan budaya sejarah Italia dengan cara yang unik dan merefleksikan secara mendalam tema perampokan peninggalan budaya.
Keberhasilan "La Chimera" terletak pada sembilan menit tepuk tangan yang diterimanya di Festival Film Cannes, yang tidak hanya merupakan pengakuan atas kualitas film tersebut, tetapi juga dorongan besar bagi Rohrwacher dan timnya. Kritikus juga memberikan ulasan positif terhadap film tersebut.
"Setiap adegan dalam film ini dipenuhi dengan emosi yang halus dan kedalaman budaya yang beresonansi dengan penonton."
Dengan liputan di berbagai media, tema inti film dan eksplorasi warisan budayanya dibahas secara luas, sehingga film ini memiliki makna sosial yang lebih dalam dan menjadikannya salah satu film terbaik tahun ini.
La Chimera, yang telah diputar di festival film besar, telah menarik perhatian tidak hanya kritikus film tetapi juga penonton biasa. Menurut berita box office Amerika Utara, meskipun awalnya tidak ideal, seiring dengan meningkatnya promosi dari mulut ke mulut, kecintaan penonton terhadap film ini secara bertahap tumbuh.
"Film ini merupakan renungan mendalam tentang hubungan antara ingatan manusia dan sifat pelupa, yang sangat mengesankan."
Setelah menonton film ini, banyak orang mengatakan bahwa film ini layak untuk direnungkan berulang-ulang, dan baik seni maupun alur ceritanya mendalam dan menginspirasi.
Penghargaan yang diraih "La Chimera" di Festival Film Cannes tidak diragukan lagi akan memainkan peran tertentu dalam mempromosikan kreasi film di masa mendatang dan diskusi budaya yang mendalam. Film Alice Rohrwacher tidak hanya merupakan refleksi masa lalu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para sineas masa depan.
Keberhasilan film ini membuat orang bertanya-tanya apakah ada lebih banyak cerita yang tersembunyi dalam kehidupan sehari-hari, yang menunggu untuk ditemukan dan disajikan?