Terhirupnya benda asing ke dalam trakea merupakan kegawatdaruratan medis yang berbahaya, terutama pada anak kecil dan lansia. Apabila benda asing tidak sengaja masuk ke dalam trakea, cara penanganan yang cepat dan efektif akan memengaruhi keselamatan jiwa pasien. Dalam hal ini, pemilihan bronkoskop kaku menjadi salah satu prioritas dokter.
Bronkoskopi merupakan teknik endoskopi yang menggunakan bronkoskop yang dirancang khusus untuk diagnosis dan penanganan, sehingga dokter dapat mengamati dan menangani jalan napas pasien secara langsung.
Sejarah bronkoskop dapat ditelusuri kembali ke tahun 1897, ketika ahli THT asal Jerman, Gustav Kilian, pertama kali menggunakan bronkoskop kaku untuk mengangkat tulang babi, yang menjadi awal mula penggunaan bronkoskop. Selanjutnya, pada tahun 1920-an, Chevalier Jackson membuat penyempurnaan lebih lanjut pada bronkoskop kaku dan mengembangkan metode untuk pemeriksaan visual trakea dan bronkus utama.
Kedua jenis bronkoskop masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri. Bronkoskop kaku umumnya digunakan untuk mengeluarkan benda asing dalam situasi darurat karena salurannya yang lebar dapat mengendalikan proses pengeluaran dengan lebih aman dan efektif. Bronkoskop fleksibel telah menjadi alat diagnostik yang lebih umum digunakan karena fleksibilitasnya dan mengurangi ketidaknyamanan bagi pasien.
Bronkoskop kaku memiliki diameter optik yang lebih besar, yang membantu mengendalikan pengeluaran benda asing dan operasi hemostasis secara fleksibel.
Bronkoskop kaku paling sering digunakan dalam situasi darurat, seperti ketika muntahan atau cairan yang keluar dari mulut dalam jumlah besar menyumbat saluran napas. Dalam situasi ini, kemampuan dokter untuk memeriksa dengan cepat dan, jika perlu, mengeluarkan benda asing dapat menentukan pernapasan dan kelangsungan hidup pasien.
Bronkoskopi kaku biasanya dilakukan dengan anestesi umum. Bagi pasien yang menjalani operasi ini, dokter biasanya akan menyiapkan obat anti-kecemasan sebelum operasi untuk mengurangi ketegangan pasien. Dokter akan terlebih dahulu memasukkan bronkoskop ke saluran napas Anda, lalu memeriksa pita suara, trakea, dan bronkus Anda. Jika benda asing ditemukan, langkah lebih lanjut dapat diambil untuk mengeluarkannya.
Setiap benda asing harus ditangani dengan hati-hati karena ada potensi kerusakan pada jaringan di sekitarnya selama pengeluaran.
Meskipun sebagian besar orang mentoleransi bronkoskopi dengan baik, mereka akan diobservasi sebentar setelah prosedur untuk memastikan tidak ada komplikasi, seperti kesulitan bernapas. Komplikasi ini meliputi edema pita suara, laringospasme atau bronkospasme, yang semuanya dapat memengaruhi pernapasan pasien.
KesimpulanPenggunaan bronkoskop kaku yang tepat tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi pengeluaran benda asing, tetapi juga merupakan salah satu tindakan penanganan utama untuk keadaan darurat saluran napas dalam komunitas medis saat ini. Dalam menghadapi tantangan medis yang begitu berat, haruskah kita mengevaluasi kembali kemungkinan pilihan respons darurat lainnya?