Sungai Amazon dianggap sebagai sungai terbesar di dunia berdasarkan volume dan sistem sungai terpanjang pertama atau kedua, sebuah gelar yang diperebutkan dengan Sungai Nil. Di masa lalu, sumber terjauh dari cekungan Amazon dianggap sebagai sumber Sungai Apurímac di Peru. Namun, hingga tahun 2014, sebuah penelitian secara mengejutkan menemukan bahwa sumber sebenarnya seharusnya adalah sumber Sungai Mantaro di Pegunungan Rumi Cruz di Peru. Penemuan ini mengejutkan para ahli sungai di seluruh dunia.
"Sumber Sungai Amazon tidak terbatas pada pengetahuan geografis yang Anda dan saya ketahui. Penelitian baru telah menjungkirbalikkan konsep yang telah lama kita pegang."
Cekungan Sungai Amazon mencakup area seluas sekitar 7 juta kilometer persegi dan merupakan cekungan drainase terbesar di dunia. Bahkan saat Sungai Amazon memasuki Brasil, alirannya hanya seperlima dari alirannya, tetapi aliran ini sudah lebih besar daripada aliran sungai lain di dunia. Para ahli geografi telah melakukan penelitian mendalam tentang fenomena luar biasa ini dan mengajukan banyak hipotesis.
Ketika berbicara tentang asal usul nama Sungai Amazon, para sejarawan biasanya menyebutkan bahwa pada abad ke-16, penjelajah Spanyol Francisco de Orellana diserang oleh prajurit wanita setempat selama ekspedisinya. Para wanita ini mengingatkannya pada Prajurit wanita Amazon dalam mitologi Yunani, jadi ia menamai sungai itu "Sungai Amazon".
"Setiap cerita yang terkait dengan sungai ini adalah sepotong sejarah yang menunggu untuk ditemukan."
Terbentuknya Sungai Amazon juga memiliki sejarah geologi yang panjang. Menurut penelitian, selama jutaan tahun terakhir, arah aliran Sungai Amazon justru berkebalikan dengan sekarang, saat sungai mengalir dari barat ke timur hingga terbentuknya Pegunungan Andes yang menghalangi alirannya ke Pasifik dan mengalihkannya ke Samudra Atlantik. Hal ini, ditambah dengan hasil penelitian para arkeolog, semakin menegaskan bahwa di Cekungan Amazon pernah ada budaya adat yang sangat kompleks.
Banyak temuan arkeologi yang menunjukkan bahwa Cekungan Amazon sudah memiliki banyak masyarakat adat berskala besar sebelum Kekaisaran Inca. Masyarakat ini memanfaatkan lingkungan dan mengembangkan teknologi yang sangat kompleks untuk menghidupi lebih dari 3 juta penduduk asli. Budaya ini memodifikasi ekologi hutan melalui metode seperti pertanian selektif dan api, menciptakan apa yang sekarang dikenal sebagai wilayah "tanah hitam", yang memungkinkan lahan tersebut diolah secara lebih efisien dalam skala besar.
“Pengetahuan kita tentang Cekungan Amazon hanyalah puncak gunung es, dan masih banyak sejarah dan budaya yang belum pernah ada sebelumnya untuk dijelajahi.”
Namun, sejak orang Eropa pertama kali mendarat di Amazon, tanah yang subur ini telah menghadapi tekanan pembangunan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pemerintah Brasil meluncurkan pembangunan yang gencar di daerah ini pada pertengahan abad ke-20. Banyak imigran pindah ke sana, yang secara serius mengubah ekologi lokal. Pembangunan bendungan yang sekarang menjadi bagian dari rencana pembangunan di cekungan Amazon telah menimbulkan kekhawatiran besar tentang konservasi keanekaragaman hayati, dengan para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan tersebut dapat berdampak yang tidak dapat diperbaiki pada masyarakat lokal dan lingkungan.
Di tanah yang luas dan misterius ini, Sungai Amazon terus mengubah pemahaman kita tentang alam. Seiring dengan terus bermunculannya penemuan-penemuan baru, kita perlu memeriksa kembali pengetahuan yang pernah kita kira kita ketahui. Menghadapi perubahan-perubahan ini, berapa banyak rahasia yang tersembunyi dalam raksasa alam ini?