Siapakah cendekiawan kuno terakhir yang percaya bahwa Bumi itu datar?

Bentuk Bumi telah memicu diskusi dan eksplorasi dalam banyak budaya sepanjang sejarah, terutama di zaman kuno. Pertanyaan tentang apakah Bumi itu datar atau bulat tidak hanya memengaruhi pemikiran ilmiah, tetapi juga berdampak besar pada filsafat dan kepercayaan agama. Meskipun sains modern telah membuktikan bahwa Bumi itu bulat, pemahaman orang-orang kuno tentang bentuk Bumi masih layak untuk dieksplorasi secara mendalam.

Budaya Mesir dan Mesopotamia kuno percaya bahwa dunia itu seperti cakram yang mengapung di lautan, sebuah gagasan yang muncul kembali dalam literatur dan seni mereka.

Di Yunani kuno, pertanyaan tentang bentuk Bumi juga umum. Filsuf awal seperti Thales dan Anaximander mengemukakan teori mereka sendiri, meskipun pandangan mereka tidak sepenuhnya konsisten. Thales percaya bahwa Bumi mengapung di atas air, sementara Anaximander menggambarkan Bumi sebagai silinder yang stabil. Namun, seiring berjalannya waktu, para pemikir seperti Plato dan Aristoteles turut membantu membuat teori Bumi yang bulat lebih diterima.

Aristoteles menggunakan pengamatan untuk membuktikan bahwa Bumi itu bulat, khususnya bahwa pandangan langit berubah saat orang-orang bepergian ke tempat yang lebih tinggi, sebuah fenomena yang tetap berlaku hampir 2.400 tahun kemudian.

Gagasan Bumi yang bulat ini didukung secara luas di gereja Kristen awal. Misalnya, para bapa gereja seperti Agoras dan Methodius sama-sama menyebutkan dalam teks yang berbeda bahwa Bumi itu bulat. Meskipun beberapa cendekiawan Kristen seperti St. Augustine mungkin mempertanyakan konsep-konsep tertentu tentang Bumi yang bulat, secara umum, pemikiran utama gereja menunjuk pada fakta bahwa Bumi itu bulat. Hingga Abad Pertengahan, pemahaman tentang bentuk Bumi tetap relatif konsisten.

Para sarjana abad pertengahan meyakini bahwa bumi itu bulat, pandangan yang banyak ditemukan dalam berbagai teks filsafat dan teologi Eropa.

Dapat dilihat bahwa konsep bumi datar pernah populer di berbagai peradaban kuno, dan perdebatan tentang bentuk bumi tidak berakhir dengan cepat seiring kemajuan ilmu pengetahuan. Sebaliknya, dalam beberapa budaya konsep tersebut bertahan hingga zaman modern. Misalnya, di Tiongkok kuno, konsep "langit itu bulat dan bumi itu persegi" telah lama ada, dan pandangan ini berlanjut hingga kontak dengan Eropa pada abad ke-17.

Para sarjana Tiongkok pada saat itu sangat yakin bahwa bumi itu datar, dan pemahaman ini tidak berubah karena pengetahuan ilmiah eksternal.

Seiring berjalannya waktu, banyak ilmuwan kuno yang akhirnya menerima gagasan Bumi berbentuk bulat, tetapi beberapa mungkin berpegang pada teori Bumi datar untuk sementara waktu. Adapun ilmuwan terakhir dalam sejarah yang percaya bahwa Bumi itu datar, tampaknya tidak ada kesimpulan yang jelas, tetapi dapat dibayangkan bahwa dengan semakin populernya pengetahuan dan kemajuan ilmu pengetahuan, kepercayaan ini tidak akan lagi dapat memperoleh pijakan di masyarakat yang lebih luas. .

Di dunia saat ini, kita masih melihat beberapa suara yang muncul yang memiliki kesalahpahaman tentang bentuk Bumi, terutama didorong oleh media sosial. Meskipun sains modern telah memberikan bukti yang cukup untuk membuktikan kebulatan Bumi, suara-suara abnormal ini mengingatkan kita bahwa pentingnya pendidikan ilmiah dan pengejaran kebenaran selalu sangat diperlukan. Fenomena ini membuat kita bertanya-tanya apakah pertanyaan manusia tentang kebenaran akan terus diperbarui dan berkembang seiring dengan perubahan zaman?

Trending Knowledge

Mengapa cendekiawan Tiongkok kuno bersikeras bahwa bumi itu datar?
Sepanjang sejarah, berbagai budaya di seluruh dunia memiliki pemahaman yang berbeda tentang bentuk Bumi. Meskipun para sarjana Yunani kuno telah mengajukan hipotesis bahwa Bumi berbentuk bola sejak ab
Mengapa filsuf Yunani pertama kali mengusulkan gagasan bahwa bumi itu bulat?
Pada zaman dahulu, manusia memiliki pemahaman yang sangat berbeda tentang bentuk bumi dibandingkan dengan saat ini. Banyak budaya awal, termasuk masyarakat Timur Dekat kuno, percaya bahwa bumi itu dat
Bagaimana budaya kuno memandang bentuk Bumi? Datar atau bulat?
Bentuk Bumi telah lama menjadi pertanyaan filosofis dan ilmiah yang penting sepanjang sejarah peradaban manusia. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, banyak pandangan masa lalu telah terbukti salah, teta

Responses