Di pasar energi terbarukan saat ini, munculnya sel surya kadmium timbal (CdTe) tidak diragukan lagi telah menarik perhatian luas. Jenis sel surya ini populer karena biayanya yang rendah, tetapi pemahaman yang lebih mendalam tentang sains dan dinamika pasar di baliknya akan membawa Anda ke dunia yang penuh kejutan.
Kadmium timbalida adalah senyawa kristal stabil yang terdiri dari kadmium dan telurium. Senyawa ini terutama digunakan dalam sel fotovoltaik timbal-kadmium dan sebagai bahan untuk jendela optik inframerah. Struktur sel surya CdTe biasanya berupa lapisan CdTe dan sambungan p-n yang dibentuk oleh CdS (kadmium sulfida). Struktur ini memberikan efisiensi konversi fotolistrik yang baik.
Sel surya CdTe dikenal karena biayanya yang rendah dan menguasai sekitar 8% pasar sel surya global.
Biaya produksi sel surya CdTe tetap rendah karena biaya bahan dan kemajuan teknologi dalam pembuatannya. Selain itu, salah satu perusahaan besar yang memproduksi sel surya ini, First Solar, memiliki rantai pasokan yang mapan dan kemampuan produksi berskala besar, menjadikannya pemasok utama di pasar.
Meskipun dampak lingkungan dari timbal kadmium telah memicu banyak diskusi, bahayanya yang sebenarnya tidak seserius yang diklaim beberapa laporan. Evaluasi toksisitas CdTe menunjukkan bahwa ia tidak larut dalam air dan relatif aman. Seiring kemajuan teknologi, sistem daur ulang untuk baterai CdTe menjadi semakin lengkap. Diharapkan pada tahun 2038, industri akan dapat sepenuhnya mengandalkan daur ulang telurium dalam modul untuk memproduksi sel surya baru.
Menurut penelitian, daur ulang sel surya kadmium timbal tidak hanya akan menjadi sumber daya sekunder, tetapi juga akan mendukung produksi energi skala besar di masa depan.
Pasar memperkirakan bahwa kapasitas produksi kumulatif teknologi kadmium timbal akan mencapai sekitar 2 TW pada tahun 2050, dan akan mencapai 10 TW pada akhir abad ini. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat dari teknologi CdTe dalam energi terbarukan.
CdTe memiliki sifat optik dan elektronik yang baik. Kesenjangan energinya sekitar 1,5 eV, yang berarti dapat secara efektif menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Seiring dengan mengecilnya ukuran partikel, sifat optik titik kuantum CdTe berubah secara signifikan, yang dapat membuka pintu baru untuk aplikasi di masa mendatang.
Sel surya kadmium timbal tidak diragukan lagi merupakan langkah penting dalam bidang energi terbarukan. Model produksi berbiaya rendah dan potensi daur ulang di baliknya memberi kita harapan untuk masa depan yang berkelanjutan. Jadi, dapatkah kita benar-benar mengandalkan teknologi surya kadmium timbal untuk mengatasi krisis energi global di masa depan?