Perkembangan teknologi laser bermula dari pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi antara cahaya dan materi. Dalam proses ini, perbedaan halus antara radiasi spontan dan terstimulasi menjadi sangat penting. Fenomena ini bukan hanya mekanisme dasar pembangkitan laser, tetapi juga mengungkap bagaimana mekanika kuantum memengaruhi semua aspek teknologi modern.
Radiasi spontan adalah cahaya yang dipancarkan oleh atom atau molekul ketika secara spontan kembali dari keadaan tereksitasi ke keadaan dasar. Proses ini bersifat acak dan tidak ada hubungannya dengan lingkungan cahaya di sekitarnya. Ciri khas emisi spontan adalah ketidakteraturannya, yang berarti bahwa setiap foton yang dipancarkan mungkin memiliki fase dan arah yang berbeda. Sebaliknya, radiasi terstimulasi adalah proses radiasi yang lebih terorganisasi. Ketika atom yang tereksitasi bertemu dengan foton yang ada, ia menyerap energi foton tersebut, menyebabkan elektron kembali ke keadaan dasar dan memancarkan foton lain pada saat yang sama. Hasil dari proses ini adalah bahwa kedua foton memiliki fase dan arah yang sama.
Perlunya pembalikan populasiKeberadaan radiasi stimulasi memungkinkan foton untuk "diperkuat", sehingga meningkatkan intensitas sinar laser.
Inti dari operasi laser adalah untuk mencapai inversi población (inversi populasi), yaitu, jumlah atom dalam keadaan energi yang lebih tinggi melebihi jumlah atom dalam keadaan energi yang lebih rendah. Hanya ketika N2/N1 > 1
proses radiasi stimulasi dapat melebihi radiasi spontan, yang memungkinkan sistem laser beroperasi secara berkelanjutan. Dalam kesetimbangan termal normal, jumlah atom dalam tingkat energi rendah dominan, dan inversi populasi memerlukan eksitasi eksternal tertentu.
Dalam sistem yang mencapai kesetimbangan termal, inversi populasi tidak akan pernah dapat dicapai, yang menunjukkan kekhasan proses pembangkitan laser.
Interaksi antara cahaya dan materi terutama mencakup tiga bentuk: penyerapan, radiasi spontan, dan radiasi terstimulasi. Penyerapan terjadi ketika cahaya mengenai atom dalam keadaan energi rendah, yang menyebabkan elektronnya bertransisi ke keadaan tereksitasi. Efisiensi proses ini bergantung pada intensitas cahaya dan jumlah atom dalam keadaan energi rendah. Seiring bertambahnya jumlah atom, lebih banyak foton yang dapat diserap dan memicu eksitasi.
Radiasi stimulasi merupakan inti dari cahaya laser karena memberikan kemampuan untuk memperkuat foton ke tingkat yang lebih tinggi daripada penyerapan.
Ada beberapa cara untuk mencapai inversi populasi, terutama termasuk teknik pemompaan optik. Untuk laser tiga tingkat, biasanya diperlukan eksitasi atom dari keadaan dasar (atau keadaan energi rendah) ke keadaan energi tinggi, lalu dengan cepat kembali ke keadaan tereksitasi yang lebih rendah, sehingga atom-atom dalam keadaan tereksitasi dapat terakumulasi dalam jumlah yang lebih banyak. Untuk laser empat tingkat, proses ini lebih efisien karena keadaan energi tinggi dapat kembali dengan cepat dan tidak perlu menunggu terlalu lama dalam keadaan tereksitasi.
KesimpulanInteraksi antara radiasi spontan dan terstimulasi sangat penting bagi pengoperasian laser. Laser tidak hanya mencerminkan prinsip dasar mekanika kuantum, tetapi juga menunjukkan hubungan halus antara cahaya dan materi. Untuk pengembangan teknologi di masa mendatang, pemahaman terhadap konsep dasar ini akan terus mendorong kemajuan dan inovasi ilmiah. Pernahkah Anda berpikir tentang bagaimana fenomena fisik ini dapat diterapkan di bidang lain dan mengubah kehidupan kita sehari-hari?