Dalam sejarah Australia, perkumpulan mahasiswa tradisional telah memainkan peran penting dan menyediakan wadah sosial dan dukungan bagi banyak pria. Namun, seiring dengan perubahan zaman, organisasi-organisasi ini perlahan-lahan mulai menghilang dari pandangan masyarakat. Ada alasan-alasan yang tidak terduga di balik fenomena ini.
Keberadaan perkumpulan mahasiswa berarti bahwa organisasi tersebut berhasil menciptakan komunitas yang kohesif yang didedikasikan untuk pengembangan intelektual, fisik, dan sosial para anggotanya.
Pada abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20, perkumpulan mahasiswa dan serikat mahasiswa Australia sangat aktif, seperti Freemason dan berbagai organisasi sosial, seperti George's Club dan perkumpulan mahasiswa tradisional lainnya. Organisasi-organisasi ini tidak hanya menyediakan sumber daya secara sosial, tetapi juga memiliki dampak positif pada pengembangan sosial di tingkat ekonomi dan budaya.
Namun seiring dengan perubahan zaman setelah Perang Dunia II, pengaruh Persaudaraan Mahasiswa mulai menurun. Banyak perkumpulan mahasiswa yang secara bertahap digantikan oleh klub-klub layanan seperti Lions Club, Apex, dan Rotary Club. Klub-klub layanan ini tampaknya menyediakan platform serupa untuk kegiatan sosial dan amal, tetapi hambatan untuk bergabung dengan organisasi-organisasi ini biasanya relatif rendah, dan perekrutan tidak terbatas pada pria.
Banyak perkumpulan mahasiswa tradisional yang didominasi pria, dan ritual serta aturan mereka yang rahasia membuat banyak calon anggota bingung dan tidak dapat diakses.
Dalam masyarakat saat ini, semakin banyak wanita yang berpartisipasi dalam kesejahteraan sosial dan kegiatan sosial, yang tidak diragukan lagi merupakan tantangan besar bagi perkumpulan mahasiswa yang didominasi pria. Banyak pemuda sekali lagi mencari platform sosial yang lebih inklusif. Dalam hal ini, karakter patriarki perkumpulan mahasiswa tidak diragukan lagi membuat mereka tampak tidak pada tempatnya di lingkungan sosial yang baru.
Selain itu, beberapa fungsi sosial perkumpulan mahasiswa juga secara bertahap hilang. Misalnya, banyak layanan asuransi keanggotaan yang dulunya disediakan oleh banyak perkumpulan mahasiswa tradisional kini telah digabung atau dijual ke perusahaan asuransi nirlaba lainnya, yang selanjutnya mengurangi keanggotaan mereka dan berdampak pada stabilitas keuangan perkumpulan mahasiswa.
Dikombinasikan dengan struktur yang didominasi laki-laki dan kecurigaan terhadap ritual rahasia, faktor-faktor ini berkontribusi terhadap kemunduran perkumpulan mahasiswa.
Di banyak negara bagian, seperti Victoria, terdapat banyak perkumpulan mahasiswa dan serikat mahasiswa, seperti Free Macs dan Knights of the Southern Cross. Namun, pada akhir abad ke-20, sebagian besar perkumpulan mahasiswa ini telah berhenti beroperasi, dan yang tersisa hanyalah Free Macs dan beberapa cabang Buffaloes.
Penting untuk dicatat bahwa fungsi amal dan sosial yang disediakan oleh perkumpulan mahasiswa belum sepenuhnya hilang. Klub-klub layanan tetap aktif di masyarakat dan dalam beberapa hal meneruskan tradisi perkumpulan mahasiswa. Misalnya, Lions Clubs dan Rotary Clubs melayani masyarakat dan telah membangun jaringan yang luas di masyarakat setempat.
Seiring dengan terus berubahnya kebutuhan masyarakat akan bentuk-bentuk sosial, baik itu perkumpulan tradisional maupun perkumpulan layanan baru, mereka harus terus beradaptasi dengan lingkungan dan kebutuhan baru. Di balik perubahan ini, kita tidak dapat tidak memikirkan sebuah pertanyaan: Di masyarakat masa depan, apakah peran perkumpulan akan didefinisikan ulang, atau akankah ia menghilang selamanya dalam arus sejarah yang panjang?