Dalam penelitian ilmiah saat ini, mikroskopi gaya piezoelektrik (PFM) dengan cepat muncul sebagai alat utama untuk mendeteksi dan menganalisis material piezoelektrik dan feroelektrik. Keindahan teknologi ini adalah tidak hanya dapat mencitrakan topologi material secara langsung, tetapi juga secara bersamaan menangkap detail domain piezoelektrik. Bagaimana kemampuan pencitraan ganda antara pemerintah dan administrasi ini tercapai?
Keberhasilan PFM terletak pada prinsip pengoperasiannya yang unik, yang menggunakan efek getaran tegangan AC untuk memisahkan sinyal dalam material secara efektif.
Mikroskopi gaya piezoelektrik (PFM) memungkinkan peneliti untuk menggunakan probe konduktif yang tajam untuk melakukan kontak langsung dengan permukaan material piezoelektrik. Dengan menerapkan tegangan AC, probe dapat merangsang deformasi material, sehingga memengaruhi defleksi probe. Proses ini dicapai melalui fotodetektor yang umum.
Teknologi PFM dapat melakukan pencitraan resolusi tinggi pada material piezoelektrik pada skala nano dan memperoleh data topologi permukaan pada saat yang bersamaan.
Fleksibilitas teknologi ini tercermin dalam berbagai aplikasinya, seperti eksplorasi domain feroelektrik, semikonduktor, dan bahkan material biologis. Saat ini di pasaran, banyak produsen mikroskop deteksi pemindaian telah mulai meluncurkan sistem yang dipersonalisasi untuk PFM, yang menunjukkan potensi pertumbuhan berkelanjutan di bidang ini.
Inti dari efek piezoelektrik adalah deformasi material itu sendiri saat medan listrik diterapkan. Efek ini dapat digunakan untuk mengonfirmasi sifat piezoelektrik material dan menganalisis orientasi domain listriknya. PFM mengandalkan sifat ini untuk menangkap bentuk domain piezoelektrik dan orientasinya.
Penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknologi PFM, perubahan struktur piezoelektrik pada material dapat diidentifikasi secara akurat.
Dalam proses operasi PFM, penguat lock-in (LiA) memainkan peran penting. Perangkat ini mengekstrak informasi fase dan amplitudo kritis dengan membandingkan sinyal input dengan sinyal referensi. Sinyal termodulasi dapat membantu kita memahami bagaimana material berubah bentuk saat medan listrik eksternal diterapkan.
Dalam aplikasi PFM, mode vertikal dan transversal dapat digunakan untuk mengidentifikasi respons piezoelektrik yang berbeda. Dengan menggunakan detektor fotodioda terpisah, peneliti dapat mengekstrak informasi yang berguna dari sinyal yang berbeda dan menganalisis setiap arah material.
PFM lebih dari sekadar teknik pencitraan, tetapi juga memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi signifikansi praktis dari sifat piezoelektrik dalam berbagai aplikasi.
Perlu dicatat bahwa penerapan teknologi PFM dalam biomaterial telah menarik perhatian yang semakin meningkat. Untuk material biologis seperti gigi, tulang, dan paru-paru, penggunaan teknologi ini dapat membantu mengungkap sifat mekanis internalnya. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa sifat piezoelektrik dari serat kolagen individual mungkin terkait dengan mekanisme biologisnya.
Dengan semakin mendalamnya penelitian, berbagai mode canggih telah muncul dalam teknologi PFM. Misalnya, PFM berdenyut (Stroboscopic PFM) memungkinkan untuk memperoleh gambar dinamis, dan peneliti dapat mengamati perilaku peralihan material pada tingkat mikrodetik.
Mode canggih ini memberikan lebih banyak perspektif penelitian tentang perilaku peralihan listrik material dan membuka jalan bagi pengembangan teknologi di masa mendatang.
Singkatnya, mikroskopi gaya respons piezoelektrik (PFM), dengan kemampuan pencitraannya yang unik, tidak hanya dapat mengumpulkan informasi struktural material, tetapi juga mengungkap sifat piezoelektriknya, yang tidak diragukan lagi memperluas batasan penelitian ilmiah. Dalam bidang ilmu material yang terus berubah, berapa banyak misteri yang belum diketahui yang menunggu untuk kita jelajahi?