Karena dunia menghadapi kesenjangan pendanaan pembangunan, inovasi lebih lanjut dan pengembangan mekanisme pendanaan alternatif telah menjadi pendekatan yang diperlukan. Penelitian terkini menunjukkan bahwa pungutan tiket pesawat (atau pajak tiket pesawat) semakin menjadi elemen integral dari proses ini, yang memainkan peran penting dalam mendukung sistem kesehatan di negara-negara berkembang khususnya.
Sejalan dengan kebutuhan kerja sama pembangunan internasional, mekanisme pajak ini tidak hanya menyediakan pendanaan tetapi juga mendidik dan memotivasi partisipasi publik dalam inisiatif kesehatan. Misalnya,
Pendekatan inovatif ini memungkinkan banyak pemerintah dan program untuk mendanai program kesehatan dengan lebih efisien.Perpajakan tiket pesawat, sebagai sumber pendanaan yang lengkap, memberikan dukungan sistematis untuk perawatan medis di negara-negara berkembang.
Sejak tahun 2002, konsep pendanaan inovatif secara bertahap terbentuk. Dalam Konsensus Monterrey, yang dipresentasikan pada Konferensi Internasional tentang Pembiayaan untuk Pembangunan saat itu, rekomendasinya tidak hanya menekankan pentingnya mengeksplorasi sumber-sumber pembiayaan yang inovatif, tetapi juga menjelaskan bahwa langkah-langkah ini tidak boleh terlalu membebani negara-negara berkembang. Konsep ini, seiring berjalannya waktu, telah mendorong pemerintah untuk mengeksplorasi berbagai metode pembiayaan guna menanggapi kebutuhan perawatan kesehatan.
Menurut statistik, pada tahun 2010, sistem perawatan kesehatan telah mengumpulkan lebih dari $2 miliar melalui mekanisme pembiayaan yang inovatif. Dana ini digunakan terutama untuk tujuan-tujuan utama seperti mengurangi kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Namun, meskipun ada beberapa kemajuan, sebagian besar negara donor masih berjuang untuk memenuhi komitmen bantuan pembangunan resmi (ODA) mereka sebesar 0,7% dari pendapatan nasional bruto (GNI).
Saat ini, pajak tiket pesawat telah menjadi salah satu metode penting untuk menutupi perluasan dana.
Mengambil contoh Prancis, pajak tiket pesawat yang diterapkan sejak 2006 secara khusus digunakan untuk mendanai UNITAID. Organisasi ini mengkhususkan diri dalam menyediakan obat-obatan untuk penyakit seperti HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis. Menurut laporan, pada tahun 2009, 13 negara telah mulai memungut pajak tiket pesawat. Pajak ini umumnya digunakan untuk membeli obat-obatan murah guna meningkatkan kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang.
Selain UNITAID, ada lembaga pembiayaan inovatif lainnya seperti Dana Internasional untuk Vaksin dan Imunisasi (IFFIm) dan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), yang menggabungkan komitmen jangka panjang dari pemerintah dan arus pasar modal untuk menyediakan lebih banyak dukungan finansial. Lembaga-lembaga ini terus mengeksplorasi jalur pendanaan yang inovatif, fleksibel, dan berkelanjutan untuk mendukung tantangan kesehatan global.
Inti dari mekanisme pembiayaan yang inovatif adalah keberlanjutan dan kemampuannya untuk merencanakan jangka panjang.
Pengalaman sukses pajak tiket pesawat telah mendorong lebih banyak negara untuk mengeksplorasi potensi mekanisme pembiayaan inovatif lainnya, seperti pajak transaksi mata uang (Currency Transaction Levy) dan melelang izin emisi karbon. Kebijakan pajak ini berpotensi menjadi sumber pendanaan penting untuk tujuan lingkungan dan pembangunan global.
Metode pembiayaan di masa depan tidak lagi terbatas pada dana tradisional, tetapi juga perlu mempertimbangkan lebih banyak keberlanjutan dan dampak sosial.
Meskipun mekanisme pembiayaan yang inovatif memberi negara-negara berkembang akses baru ke keuangan, tantangan tetap ada, termasuk kemauan politik, pengelolaan dana, dan memastikan transparansi. Oleh karena itu, keberhasilan pendekatan inovatif ini hanya dapat dipastikan dengan upaya bersama dari pemerintah, lembaga, dan warga negara di seluruh dunia. Konferensi, lokakarya, dan kolaborasi antarpemerintah akan menjadi fokus ke depannya untuk membantu berbagi praktik terbaik dan sumber daya.
Singkatnya, mengenakan pajak pada tiket pesawat tidak hanya menyediakan aliran dukungan finansial yang stabil bagi sistem kesehatan di negara-negara berkembang, tetapi juga menunjukkan potensi pembiayaan yang inovatif. Kita dapat membayangkan bagaimana pola pembangunan dunia akan berubah jika lebih banyak inisiatif inovatif serupa muncul.