Influenza adalah penyakit menular umum yang menyerang jutaan orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Saat mempelajari wabah influenza, para ilmuwan menemukan model probabilistik yang disebut "proses kelahiran dan kematian" yang dapat secara efektif memprediksi penyebaran epidemi influenza. Di sini, kita akan mengeksplorasi prinsip dasar proses hidup dan mati serta penerapannya pada peramalan influenza.
Proses kelahiran dan kematian adalah proses Markov waktu kontinu khusus yang hanya memiliki dua jenis transisi keadaan: "kelahiran" mewakili penambahan individu, dan "kematian" mewakili pengurangan individu. Model ini awalnya diperkenalkan oleh William Feller untuk mewakili kelahiran dan kematian dalam dinamika populasi.
"Saat memodelkan proses hidup dan mati, adalah mungkin untuk melacak secara akurat prevalensi penyakit menular pada populasi tertentu."
Dalam penelitian influenza, para ilmuwan menggunakan model proses hidup dan mati untuk menganalisis perubahan jumlah orang yang terinfeksi. Misalnya, ketika seseorang terinfeksi virus influenza, ia setara dengan individu yang "dilahirkan"; seiring waktu, orang tersebut dapat pulih atau meninggal, yang lagi-lagi merupakan perwujudan dari proses "kematian." Dengan mengamati orang yang terinfeksi datang dan pergi dari waktu ke waktu, para peneliti dapat memprediksi epidemi flu di masa mendatang.
Operasi proses hidup dan mati memerlukan pengaturan "angka kelahiran" dan "angka kematian", dan parameter ini disesuaikan berdasarkan data epidemiologi aktual. Para ilmuwan mengumpulkan data tentang infeksi influenza dari waktu ke waktu dan menggunakan data tersebut untuk menentukan angka kelahiran dan kematian di berbagai negara bagian. Secara khusus, ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan:
Angka-angka ini tidak hanya mencerminkan jumlah orang yang saat ini terinfeksi, tetapi juga situasi kesehatan masyarakat yang mendasarinya dan cara untuk menanggapi wabah flu secara kolektif.
Ketika para ilmuwan menggunakan proses kelahiran dan kematian untuk mempelajari pola dalam wabah flu, mereka tidak hanya mengandalkan analisis data tradisional, tetapi juga pada model dan algoritme yang lebih kompleks yang memperhitungkan berbagai faktor, seperti variasi musiman, tingkat vaksinasi, dan perubahan perilaku sosial, dll.:
"Dengan menggunakan model proses kelahiran dan kematian, para peneliti dapat mensimulasikan bagaimana influenza akan berkembang dan memberikan wawasan untuk langkah-langkah kesehatan masyarakat."
Simulasi semacam itu tidak hanya dapat membantu memprediksi puncak epidemi, tetapi juga memandu strategi distribusi dan pemberian vaksin yang efektif. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa sebelum epidemi influenza merebak, melalui prediksi model awal, departemen terkait dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efektif dan mengurangi dampak epidemi terhadap masyarakat.
Dengan kemajuan pengumpulan data dan teknologi algoritma, kemampuan prediksi model proses hidup dan mati untuk influenza dan penyakit menular lainnya akan semakin ditingkatkan. Para ilmuwan dapat menggunakan analisis data besar dan teknologi kecerdasan buatan untuk membuat prediksi yang lebih akurat guna membantu semua sektor menanggapi peristiwa kesehatan masyarakat yang tiba-tiba.
Namun, meskipun model proses hidup dan mati telah menunjukkan potensi besar untuk diterapkan, variabel epidemi influenza sangat banyak sehingga prediksi menjadi lebih rumit. Apakah ada metode atau model lain yang dapat memprediksi skala wabah flu dengan lebih akurat?