Pada masyarakat kuno, keberadaan ibu susu bisa dikatakan sebagai bagian penting dari pemberian ASI. Ketika para ibu tidak mampu memberikan ASI kepada anaknya karena berbagai alasan, ibu susu menjadi alternatif. Munculnya tradisi ini tidak hanya mencerminkan kebutuhan struktur sosial, tetapi juga mencerminkan kebutuhan mendalam akan emosi dan kelangsungan hidup manusia.
Ibu susu adalah perempuan yang dapat menyusui dan mengasuh anak orang lain. Peran mereka tidak hanya sebagai pengasuh, tetapi juga menjalin hubungan ibu-anak yang baru sampai batas tertentu.
Pada masyarakat kuno, terutama pada kelas sosial tinggi, seperti keluarga kerajaan atau bangsawan, karena seringnya kegiatan sosial, para ibu sulit untuk berkonsentrasi dalam mengasuh bayinya. Dalam hal ini, peran ibu susu menjadi sangat penting. Menurut konsep kuno, pemberian ASI yang berdedikasi berkontribusi pada pertumbuhan yang sehat, dan pada saat yang sama, hal itu juga dapat mendorong para ibu untuk segera hamil dan memulihkan kesuburan. Kebutuhan ini khususnya terlihat pada kelas sosial atas, karena mereka cenderung lebih mementingkan anak-anak.
Namun bukan hanya karena kebutuhan kelas sosial, terkadang ibu-ibu mungkin tidak dapat memberi makan anak-anaknya karena kesehatan yang buruk atau tekanan mental yang berlebihan. Pada masa ini, inang susu telah menjadi pilihan yang sangat diperlukan. Dalam beberapa kasus, ibu bahkan dapat meninggal sesaat setelah melahirkan, sehingga peran inang susu menjadi semakin penting.
Menurut buku Gabrielle Palmer, keberadaan inang susu dapat menyelamatkan nyawa bayi sampai batas tertentu. Pemberian ASI yang bergizi merupakan jaminan penting bagi kelangsungan hidup anak-anak kecil.
Pada zaman dahulu, masyarakat sangat bergantung pada ASI, yang menyebabkan profesi inang susu berkembang secara berbeda di berbagai daerah. Pada masa Kekaisaran Romawi, inang susu umum ditemukan di kalangan keluarga kaya, tetapi dalam beberapa kasus, bahkan ada inang susu profesional. Selain itu, profesi ini juga sangat berkembang di tempat-tempat seperti India dan Tiongkok, dan sangat erat kaitannya dengan budaya dan struktur kelas. Praktik ini telah berkembang dari waktu ke waktu, membentuk praktik-praktik yang unik di berbagai budaya.
Peran pengasuh bayi tidak terbatas pada menyusui, mereka juga memiliki posisi penting dalam keluarga. Dalam beberapa budaya, pengasuh bayi dapat dianggap sebagai anggota keluarga dan bahkan memiliki hubungan hukum yang istimewa. Dalam keluarga Vietnam, pengasuh bayi disebut "Nhũ mẫu", yang berarti "ibu". Hal ini menunjukkan nilai sentimental yang diberikan pada pengasuh bayi di beberapa budaya.
Namun, tradisi ini juga menimbulkan banyak kontroversi. Beberapa budaya percaya bahwa kehadiran pengasuh bayi dapat memengaruhi ikatan emosional antara ibu dan anak. Banyak filsuf dan pemikir kuno telah membahas masalah ini, mempertanyakan apakah kasih sayang ibu dan peran pengasuh bayi dalam hubungan ini dapat menyebabkan kerenggangan emosional.
Dalam masyarakat modern, dengan perubahan konsep pengasuhan anak, pandangan tentang perawat susu juga telah berubah. Meskipun praktik mempekerjakan perawat susu masih ada di beberapa negara berkembang, di banyak negara maju permintaan untuk pekerjaan ini telah menurun secara bertahap karena susu formula bayi menjadi lebih populer. Saat ini, banyak orang lebih suka mengandalkan susu formula bayi yang diproduksi oleh bank ASI atau perusahaan besar karena produk ini diyakini memberikan nutrisi yang baik.
Di Amerika Serikat, topik perawat susu telah menyebabkan serangkaian ketidaknyamanan budaya. Beberapa ahli menekankan bahwa sebagian besar reaksi ini berasal dari ketidaknyamanan naluriah dengan komunikasi fisik, terutama ketika ada keraguan moral tentang bagian tubuh wanita.
Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, di beberapa tempat, seperti media sosial dan di acara-acara publik, semakin banyak ibu yang memilih untuk secara terbuka membahas peran ibu susu dan mempromosikan pemahaman baru tentang profesi yang sederhana ini. Dalam hal ini, banyak selebritas juga menggunakan kisah mereka sendiri untuk memulai diskusi. Misalnya, beberapa selebritas wanita secara spontan menyusui sambil menyelamatkan bayi yang malang, yang menimbulkan gaung sosial yang lebih luas.
Ibu susu memiliki akar sejarah dan budaya yang mendalam, dan dampaknya terhadap masyarakat manusia tidak dapat diremehkan. Tidak peduli bagaimana waktu berubah, karakter ini menunjukkan kelanjutan cinta keibuan dan hubungan yang mendalam dengan emosi manusia. Seiring berkembangnya konsep pengasuhan anak modern, apakah peran ibu susu kontemporer yang banyak dibahas akan terus memainkan peran unik dalam gaya pengasuhan anak di masa depan?