Di seluruh kerajaan hewan, pejantan sering kali menampilkan perilaku pacaran yang spektakuler, termasuk tarian yang memukau, panggilan yang spektakuler, dan ornamen yang rumit. Rahasia biologis apa yang ada di balik perilaku ini? Mengapa pejantan pada burung walet jambul, burung ceri, dan spesies lain bekerja keras untuk menarik perhatian betina? Perilaku ini tidak acak tetapi sangat dipengaruhi oleh evolusi, dengan pilihan betina tentang tampilan pacaran menjadi pendorong utama persaingan di antara pejantan.
Tampilan pacaran adalah serangkaian perilaku yang dilakukan oleh hewan jantan untuk menarik pasangan. Perilaku ini dapat mencakup menari, memanggil, atau memamerkan kecantikan dan kekuatan.
Banyak hewan jantan melakukan tarian rumit dan tampilan visual untuk menarik pasangan. Misalnya, pejantan burung berbulu enam (Parotia lawesii) melakukan "tarian balerina" yang unik saat merayu pasangan, yang sangat menarik. Burung kolibri jantan (Calypte anna) dan burung kolibri Jolly (Stellula calliope) juga menampilkan perilaku pacaran visual dan vokal yang tidak hanya menarik perhatian betina tetapi juga memperkuat keunggulan genetik mereka.
Yang menarik, beberapa hewan bahkan membangun sarang yang rumit untuk menarik perhatian betina, seperti burung berbulu halus Australia (Ptilonorhynchus violaceus), di mana pejantan mendekorasi sarang mereka untuk menarik perhatian betina selama masa pacaran.
Meskipun perilaku pacaran jantan umumnya lebih jelas, betina dapat, dalam keadaan tertentu, terlibat dalam tampilan pacaran yang khas. Pada beberapa spesies, seperti pipefish (Syngnathus typhle), pejantan dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah mungkin menghadapi tekanan eksternal tertentu untuk mendorong betina agar menampilkan perilaku yang menunjukkan daya tarik mereka, sehingga memengaruhi alokasi keuntungan reproduksi.
Perlu diperhatikan bahwa perilaku pacaran betina ini dapat menggunakan warna atau pola, seperti garis-garis pada ikan pipa betina untuk menarik pejantan atau menekan pesaing.
Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak hewan menggunakan sinyal multimoda yang kompleks untuk merayu pasangan. Misalnya, ketika katak pohon hijau (Hyla cinerea) menggabungkan isyarat visual dan pendengaran untuk menarik pasangan, mereka meningkatkan daya tarik mereka bagi betina dan meningkatkan keberhasilan perkawinan mereka.
Evolusi sinyal multimoda tersebut akan lebih efektif dan membantu betina mengevaluasi dan memilih perilaku pacaran.
Pada beberapa spesies sosial, jantan dan betina terlibat dalam tampilan pacaran yang disinkronkan untuk memperkuat ikatan pasangan. Misalnya, beberapa burung melakukan panggilan komunikatif, perilaku pacaran yang tidak hanya meningkatkan ikatan tetapi juga membuat kedua pasangan lebih reseptif terhadap kecenderungan satu sama lain untuk bereproduksi.
Misalnya, panggilan bersama burung dara jantan dan betina dapat memperkuat ikatan sosial mereka.
Konflik seksual terjadi ketika burung jantan dan betina memiliki kebutuhan yang berbeda selama reproduksi, yang sering kali mengarah pada preferensi seleksi yang berbeda. Burung jantan lebih menyukai spesies yang bereproduksi lebih luas, sementara burung betina lebih menekankan pada keragaman kualitas genetik, yang berdampak langsung pada perkembangan perilaku pacaran dan strategi reproduksi. Konflik seksual ini juga mendorong perkembangan berbagai mekanisme kompetitif, seperti kompetisi sperma atau plug-in kawin, untuk meningkatkan kemungkinan perkawinan yang berhasil.
Evolusi perilaku pacaran tetap menjadi topik yang hangat diperdebatkan dalam biologi. Baik melalui seleksi bertahan hidup yang ketat atau transmisi keunggulan genetik, perilaku berpacaran menunjukkan proses seleksi alam yang luar biasa dalam kerajaan hewan. Seiring berjalannya waktu, perilaku ini pasti akan menyesuaikan dan berubah sesuai dengan lingkungan yang berbeda.
Misteri apa yang belum terpecahkan yang tersembunyi di balik tarian berpacaran ini?