Dengan perubahan iklim dan kekurangan air, kemampuan tanaman untuk bertahan hidup dan beradaptasi telah menjadi topik penting penelitian modern. Dalam hal ini, studi tentang fotosintesis metabolisme asam Crassulacean (CAM) secara bertahap telah menarik perhatian para ilmuwan. Ini adalah jalur fiksasi karbon unik yang memungkinkan tanaman tertentu menyerap karbon dioksida di malam hari dan melakukan fotosintesis di siang hari, sebuah strategi yang memungkinkan tanaman untuk secara efisien menggunakan sumber daya air yang terbatas.
Latar Belakang Sejarah"Fotosintesis CAM adalah adaptasi menakjubkan yang membantu tanaman tumbuh subur di lingkungan yang gersang."
Penemuan fotosintesis CAM dimulai pada tahun 1804, ketika ilmuwan de Saussure pertama kali menggambarkan fenomena yang diamati dalam tulisannya. Pada tahun 1812, Benjamin Heyne menggambarkan daun Bryophyllum di India sebagai asam di pagi hari dan hambar di sore hari. Pengamatan ini mendorong penelitian lebih lanjut oleh para ahli fisiologi, termasuk Aubert pada tahun 1892 dan Richards pada tahun 1915 tentang keasaman dan pertukaran gas pada kaktus.
Fotosintesis CAM dapat dibagi menjadi dua fase: malam dan siang. Pada malam hari, stomata tanaman terbuka, memungkinkan karbon dioksida masuk dan difiksasi menjadi asam organik, suatu proses yang mirip dengan jalur C4. Karbon dioksida yang difiksasi disimpan dalam vakuola karena ATP dan NADPH yang diperlukan untuk fotosintesis tidak dapat diproduksi pada malam hari.
"Pada siang hari, stomata tanaman menutup untuk mengurangi penguapan, dan asam organik yang tersimpan dilepaskan dan diubah menjadi karbon dioksida, yang memasuki siklus Calvin untuk fotosintesis."
Keuntungan terpenting CAM adalah menjaga stomata tetap tertutup hampir sepanjang hari. Hal ini penting bagi tanaman yang tumbuh di lingkungan kering karena secara efektif mengurangi kehilangan air, sehingga tanaman dapat bertahan hidup di lingkungan yang sangat kering. Dibandingkan dengan tanaman yang hanya melakukan fotosintesis C3, tanaman pengikat karbon CAM dapat secara signifikan mengurangi kehilangan air.
Yang menarik, jalur CAM dan C4 memiliki kesamaan. Keduanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi RuBisCO, tetapi dengan cara yang berbeda: CAM terkonsentrasi dalam waktu, sedangkan C4 terkonsentrasi dalam ruang. Dengan cara yang cerdas ini, tanaman dapat secara fleksibel menyesuaikan cara mereka mengikat karbon sesuai dengan perubahan lingkungan.
Dalam proses biokimia fotosintesis CAM, tanaman perlu mengendalikan penyimpanan dan konversi karbon dioksida. Pada malam hari, stomata terbuka dan karbon dioksida memasuki tanaman, bereaksi dengan fosfoenolaceton (PEP) untuk membentuk asam oksaloasetat, yang kemudian diubah menjadi asam malat untuk disimpan. Pada siang hari, tanaman melepaskan karbon dioksida sesuai dengan kebutuhan oksigennya dan memasukkannya ke dalam siklus Calvin.
"CAM mungkin merupakan jalur yang lebih efisien untuk fiksasi karbon bagi beberapa tanaman, terutama di lingkungan dengan keterbatasan air."
Berbagai tanaman menggunakan CAM dalam tingkat yang berbeda-beda. Beberapa tumbuhan merupakan "tumbuhan CAM wajib" dan hanya dapat melakukan fotosintesis CAM, sementara yang lain dapat mengubah mode sesuai keinginan sesuai dengan perubahan lingkungan. Fleksibilitas ini memungkinkan tumbuhan untuk tetap hidup meskipun terjadi perubahan sumber daya.
Perlu dicatat bahwa CAM juga ditemukan di beberapa tumbuhan akuatik. Tumbuhan ini biasanya menyimpan karbon dioksida di malam hari karena karbon dioksida berdifusi jauh lebih lambat di dalam air daripada di udara. Di musim panas ketika persaingan lingkungan sangat ketat, tumbuhan akuatik semakin memperkuat mekanisme penyimpanan nokturnal ini dan mengurangi respirasi selama fotosintesis.
Sebagian besar tumbuhan CAM merupakan epifit atau tumbuhan sukulen yang tahan kekeringan, seperti kaktus dan beberapa sukulen lainnya. Namun, CAM juga terjadi pada beberapa tumbuhan terestrial non-sukulen dan hemi-epifit, seperti pohon dan herba tertentu. Anehnya, beberapa tanaman mampu beralih antara C3 dan CAM tergantung pada status air lingkungan, yang memungkinkan mereka menunjukkan kemampuan bertahan hidup yang fleksibel dalam ekosistem.
Dengan perubahan iklim global dan perubahan berkelanjutan dalam lingkungan ekologi, kemampuan beradaptasi fotosintesis CAM menjadikannya cara yang memungkinkan bagi tanaman untuk bertahan hidup di masa depan. Pikirkanlah, bagaimana mekanisme fotosintesis yang unik ini memengaruhi produksi pertanian dan perlindungan ekologi kita?