Mengapa kekurangan Dystrophin menyebabkan atrofi otot progresif? Temukan sains di baliknya!

Distrofin adalah protein sitoplasma berbentuk batang yang penting untuk menghubungkan sitoskeleton serat otot dengan matriks ekstraseluler di sekitarnya. Kompleks ini disebut kostamer atau kompleks protein terkait distrofin (DAPC), dan terlokalisasi bersama distrofin di kostamer dalam berbagai protein otot, seperti α-distrobrevin, sinkoilin, sinemin, dll.

Setiap kali distrofin hilang atau diekspresikan secara tidak normal, hal itu akan memengaruhi struktur dan fungsi serat otot, yang menyebabkan berbagai jenis distrofi otot, terutama distrofi otot Duchenne (DMD). Akar penyebab kondisi ini sering kali berasal dari mutasi pada gen DMD, yang merupakan gen terbesar yang diketahui dalam tubuh manusia, meliputi 2,4 pasang megabasa dan terletak pada kromosom X.

Fungsi Distrofin

Fungsi utama distrofin adalah menghubungkan permukaan sel otot dengan struktur internalnya. Distrofin menghubungkan aktin dengan protein pendukung pada membran, yang kemudian terhubung ke lapisan terluar serat otot dan akhirnya ke membran fibrosa bagian dalam otot. Ketika distrofin hilang, stabilitas serat otot menjadi rapuh, yang mengakibatkan penurunan kekuatan otot dan hilangnya kekuatan otot secara progresif.

Otot yang kekurangan distrofin tidak dapat menahan gaya sobek selama latihan dan rentan terhadap cedera. Seiring waktu, otot akan mengalami atrofi secara bertahap.

Patologi atrofi otot

Defisiensi distrofin telah diidentifikasi sebagai penyebab mendasar distrofi otot. Cacat genetik pada distrofi otot Duchenne dan Becker disebabkan oleh penghapusan ekson pada gen distrofin. Pada jaringan otot rangka normal, kandungan distrofin sangat sedikit, tetapi ketidakhadirannya atau ekspresi abnormalnya dapat menyebabkan kerusakan otot yang parah.

Seiring perkembangan penyakit, sebagian besar pasien DMD bergantung pada kursi roda pada tahap awal, dan hipertrofi jantung akhirnya menyebabkan kematian pada usia dua puluhan dan tiga puluhan.

Kemajuan Penelitian

Saat ini, berbagai model telah digunakan untuk mempelajari cacat genetik DMD, seperti tikus mdx dan anjing GRMD. Tikus mdx memiliki mutasi yang menyebabkan pemendekan distrofin, model yang berguna untuk mengamati patologi degenerasi otot. Anjing dengan GRMD dapat mengembangkan lesi yang relevan secara klinis sejak usia delapan minggu, yang secara bertahap memburuk seiring waktu.

Eksplorasi metode pengobatan

Salah satu pengobatan, Delandistrogene moxeparvovec, menggunakan transfer gen sistemik untuk menyediakan otot dengan distrofin mikroskopis yang mereka butuhkan untuk meningkatkan fungsi otot pada pasien. Meskipun pengobatan ini telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam penelitian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efek jangka panjangnya.

Penelitian terkini menunjukkan bahwa distrofin dan kompleks terkaitnya memainkan peran penting dalam pensinyalan dan regulasi sel, yang telah meningkatkan minat terhadap potensi terapeutik.

Refleksi dan Pandangan

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemahaman kita tentang distrofin semakin mendalam. Namun, masih banyak hal yang tidak diketahui yang perlu dieksplorasi tentang cara mengatasi tantangan kesehatan yang ditimbulkan oleh ketidakhadirannya secara efektif. Dapatkah komunitas ilmiah menemukan pengobatan yang efektif untuk distrofi otot ini dan menyelamatkan nyawa mereka yang terkena dampak?

Trending Knowledge

Menjelajahi gen misterius: Apa peran penting Dystrophin pada saraf motorik?
Di bagian luar serat otot, terdapat protein sitoplasma yang disebut Distrofin, yang berkaitan erat dengan kekuatan dan stabilitas otot. Distrofin tidak hanya merupakan komponen penting dari kompleks p
Dari zaman kuno hingga sekarang: Bagaimana mutasi pada gen DMD memengaruhi kesehatan manusia?
Kompleksitas gen DMD terletak pada fakta bahwa gen ini merupakan gen terbesar yang diketahui hingga saat ini, dengan panjang 2,4 megabasa, yang membuatnya menempati 0,08% dari seluruh genom manusia. G

Responses