Di Internet, setiap negara memiliki akhiran domain uniknya sendiri untuk mewakili dirinya sendiri, dan Inggris Raya memilih domain tingkat atas kode negara (ccTLD) .uk
alih-alih standar ISO Kode dua huruf dalam GB
. Ini tampaknya menjadi keputusan yang membingungkan, terutama di dunia global saat ini. Sejarah dan alasan seperti apa yang tersembunyi di balik pilihan ini?
Di balik kode negara, kode tersebut tidak hanya mencerminkan lokasi geografis, tetapi juga identitas setiap negara di panggung global.
Pertama, mari kita tinjau standar ISO 3166-1. Ini adalah standar yang ditetapkan oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) yang menyediakan kode dua huruf untuk negara dan wilayah dependensinya di seluruh dunia. Kode-kode ini digunakan dalam berbagai aplikasi, terutama di Internet sebagai bagian dari domain tingkat atas kode negara. Kode standar untuk Britania Raya adalah GB
, tetapi .uk
digunakan dalam aplikasi Internet.
Apakah pilihan ini acak atau ada pertimbangan yang lebih mendalam di baliknya?
Alasan utama untuk ini dapat ditelusuri kembali ke tahun 1985, ketika standar ISO untuk UK
(untuk Britania Raya) secara tidak biasa dicadangkan dan tidak digunakan untuk penamaan domain. Permintaan untuk retensi diajukan oleh pemerintah Britania Raya dalam upaya untuk menonjolkan keunikannya dan mempertahankan citra merek nasionalnya. Sebaliknya, GB
yang umum digunakan digunakan untuk merujuk ke perbatasan Britania Raya, bukan sebagai pengenal untuk Internet.
Praktik ini tidak unik di Britania Raya, dan fenomena serupa terjadi di banyak negara lain. Misalnya, skrip ISO untuk bahasa Yunani adalah EL
, bukan GR
seperti yang umum diketahui. Sebaliknya, keputusan ini sering kali didasarkan pada berbagai pertimbangan seperti sejarah, budaya, dan citra nasional. Penggunaan kode-kode yang tidak konsisten ini dapat membingungkan pengguna Internet, tetapi kode-kode ini masih banyak digunakan saat ini.
Inggris Raya masih menggunakan .uk
sebagai domain tingkat atas kode negaranya, yang membuatnya agak unik baik secara komersial maupun budaya. Misalnya, ketika merek internasional perlu memasarkan di pasar Inggris, memilih untuk menggunakan .uk
sebagai domain akan membantu konsumen mengenali lokasi dan relevansi merek tersebut. Strategi ini bukan hanya tentang kemudahan teknis, tetapi juga tentang melindungi signifikansi unik Inggris di panggung global.
RingkasanJadi, dalam konteks ini, penggunaan
.uk
versusGB
tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang citra merek dan identitas negara tersebut.
Dalam arsitektur Internet global, pilihan kode negara tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga terkait dengan berbagai makna budaya dan politik. Keputusan Inggris untuk memilih .uk
daripada GB
yang lebih dikenal membuat keputusan ini sangat unik. Ketika kita memikirkan pertanyaan ini, kita tidak dapat tidak berpikir: Peran apa yang seharusnya dimainkan oleh identitas nasional di era informasi yang berubah dengan cepat ini?