Henti napas, yang juga dikenal sebagai gagal napas, merupakan kondisi medis yang berbahaya. Respons yang cepat dan tepat, termasuk pernapasan buatan, sangat penting untuk menyelamatkan nyawa. Menurut analisis ahli, henti napas terutama disebabkan oleh penyumbatan saluran napas atau kerusakan pada sistem saraf, yang mencegah tubuh mendapatkan cukup oksigen, sehingga memengaruhi semua organ penting, terutama otak.
Henti napas yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak hanya dalam waktu tiga menit dan kematian dalam waktu lima menit.
Henti napas dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk penyumbatan saluran napas, stres lingkungan, dan kerusakan pada sistem saraf pusat. Misalnya, bayi sering menderita penyumbatan saluran napas atas karena hidung tersumbat, sementara orang tua dapat mati lemas karena benda asing yang masuk ke tenggorokannya. Penyakit pada sistem saraf pusat, seperti stroke, juga dapat membuat tubuh sulit bernapas secara spontan.
Gejala umum henti napas meliputi perubahan warna kebiruan pada kulit akibat kekurangan oksigen dalam darah. Jika tidak segera ditangani, pasien akan cepat kehilangan kesadaran atau bahkan mengalami henti jantung.
Konfirmasi henti napas memerlukan evaluasi klinis. Sebelum memastikan kesadaran pasien, periksa detak jantung dan status pernapasan terlebih dahulu. Jika henti napas dipastikan, segera mulai pernapasan buatan dan cari kemungkinan penyebabnya.
Pedoman dari British Heart Association menyatakan bahwa jika terjadi henti napas, pernapasan buatan harus segera diberikan untuk memulihkan pasokan oksigen. Misalnya,
Teknik ventilasi buatan meliputi memastikan kekencangan masker dan posisi leher pasien yang tepat untuk memperlancar aliran gas masuk dan keluar.Penggunaan alat bantu pernapasan manual (Bag-Valve-Mask) dapat memberikan ventilasi buatan yang efektif dan membantu pasien mendapatkan oksigen yang mereka butuhkan.
Selama intervensi awal, saluran napas bagian atas pasien perlu dibersihkan dan dibuka. Selama proses ini, posisi kepala pasien harus disesuaikan dengan tepat untuk memastikan saluran napas tidak tersumbat. Jika saluran napas tersumbat oleh benda asing, tindakan seperti manuver Heimlich dapat membantu menghilangkan sumbatan.
Penggunaan saluran napas nasofaring atau orofaring dapat memastikan saluran napas terbuka dan menghindari sumbatan jaringan lunak. Perangkat ini perlu disesuaikan dengan tepat berdasarkan sudut mulut atau rahang pasien.
Dalam beberapa kasus, pengobatan mungkin diperlukan untuk memfasilitasi intubasi jalan napas atau meringankan kelumpuhan. Jika terjadi henti napas, suntikan harus tersedia untuk memungkinkan respons yang lebih cepat. Jika cara lain tidak dapat digunakan untuk mengobati penyakit, operasi darurat seperti trakeostomi mungkin menjadi satu-satunya pilihan.
Seiring berkembangnya bidang medis, pengetahuan dan teknologi henti napas juga terus diperbarui. Memastikan bahwa warga memahami kapan harus melakukan pernapasan buatan tidak diragukan lagi merupakan bagian dari peningkatan keselamatan kesehatan masyarakat. Teknologi pernapasan buatan tentu penting, tetapi pertanyaan paling mendasar adalah: dalam masyarakat kita, dapatkah setiap orang menguasai keterampilan menyelamatkan nyawa ini sehingga mereka dapat mengulurkan tangan membantu dan menyelamatkan nyawa di saat-saat kritis?