Dengan pesatnya perkembangan ilmu komputer, pemodelan empiris (EM) menjadi bagian yang semakin penting dari penelitian dan aplikasi praktis. Pemodelan empiris adalah metode pemodelan yang didasarkan pada pengamatan empiris, bukan definisi matematika. Metode ini memungkinkan kita tidak hanya mengandalkan metode matematika tradisional untuk memahami dan merepresentasikan sistem yang kompleks, tetapi juga membangun model secara bertahap melalui pengamatan dan eksperimen yang berkelanjutan.
Pemodelan empiris menekankan penciptaan model melalui pengamatan dan eksperimen. Proses ini merupakan manifestasi dari pengalaman subjektif individu.
Dalam proses pemodelan empiris, konstruksi berlangsung secara bertahap, dan produk antara digambarkan sebagai "konstruksi" yang dapat mencerminkan karakteristik sistem target melalui interaksi. Proses ini tidak hanya melibatkan pembuatan model, tetapi juga penyesuaian dan penyempurnaan model secara terus-menerus melalui pengamatan. Proses semacam itu menekankan interaksi antara manusia dan model, yang menjadi dasar untuk menciptakan model yang lebih ekspresif.
Pembentukan dan pemeliharaan konstruksi didasarkan pada tiga konsep inti yaitu yang dapat diamati, ketergantungan, dan agensi.
Pemodelan empiris memungkinkan kita untuk mengeksplorasi berbagai interaksi, yang memberikan fleksibilitas besar dalam pembentukan model. Melalui berbagai interaksi, pengguna dapat memahami dan menyesuaikan model secara real time. Desain ini memungkinkan pembangun untuk menemukan metode penjelasan yang paling sesuai dalam lingkungan yang berubah dan memperbarui pemahaman mereka kapan saja.
Dengan interaktivitas komputer, pemodelan empiris memperluas pemahaman kita tentang komputasi, menjadikan komputasi bukan hanya kalkulasi angka, tetapi abstraksi pengetahuan yang mendalam.
Komputer bukan hanya alat, tetapi merupakan lingkungan penting yang mendukung pemodelan empiris. Melalui pembaruan data instan dan interaksi waktu nyata, pemodelan empiris mendorong lebih banyak pemikiran tentang proses komputasi. Ini lebih dari sekadar menulis kode atau membuat algoritme, tetapi lebih dalam lagi ke hubungan antara komputasi dan pemahaman.
Pemodelan empiris memberikan pandangan yang lebih luas tentang komputasi yang menggabungkan unsur-unsur etologi dan empirisme untuk menjadikan komputasi sebagai alat untuk memahami pengalaman manusia.
Prinsip-prinsip pemodelan empiris banyak digunakan di banyak bidang seperti teknologi pendidikan, desain berbantuan komputer, dan pengembangan perangkat lunak. Ini mendorong pelajar untuk memperoleh pengetahuan melalui praktik langsung, yang sangat kontras dengan model tradisional yang diajarkan guru. Praktik konsep ini dapat mendorong pembelajaran aktif siswa dan memungkinkan mereka untuk membangun kerangka pengetahuan mereka sendiri melalui eksplorasi dan eksperimen.
Seiring kemajuan teknologi, potensi pemodelan empiris masih belum dimanfaatkan. Pemodelan empiris mungkin menjadi arah penelitian masa depan yang penting bagi mereka yang ingin mempertahankan kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas dalam lingkungan teknologi yang terus berubah. Ini bukan hanya kebutuhan pengembangan ilmu komputer, tetapi juga memenuhi kebutuhan kognitif tingkat tinggi manusia.
Perubahan revolusioner dalam pemodelan empiris tidak diragukan lagi telah mendorong pemikiran ulang dan pemahaman kita tentang komputasi, tetapi bagaimana perubahan ini akan memengaruhi penguasaan dan penerapan pengetahuan kita?