Dalam bidang teknik dan ilmu material, penentuan kekuatan patah merupakan indikator penting untuk mengevaluasi kinerja material. Patah secara umum didefinisikan sebagai fenomena di mana material retak atau terpisah sepenuhnya menjadi dua bagian atau lebih saat mengalami tekanan. Perkembangan retakan tersebut sering kali menandakan penurunan sifat material, dan memahami mekanisme patah sangat penting untuk merancang struktur yang aman.
Kekuatan putus mengacu pada tekanan yang dialami material saat patah, dan dapat diukur, misalnya, dengan uji tarik.
Patah dapat dibagi menjadi dua kategori utama: patah getas dan patah ulet. Patah getas biasanya tidak melibatkan deformasi yang signifikan, sedangkan patah ulet disertai dengan deformasi plastis yang substansial. Pada patah getas, perambatan retak sangat cepat, terutama pada tingkat tekanan yang tinggi. Ini berarti bahwa pada beberapa material, patah dapat terus terjadi bahkan saat tidak ada gaya eksternal yang diterapkan.
Pentingnya kekuatan frakturFraktur getas umum terjadi pada material kristal dan dapat terjadi saat tekanan diberikan akibat kekuatan ikatan yang rendah antara bidang kristal.
Kekuatan putus merupakan indikator utama untuk mengevaluasi kinerja material di masa mendatang dalam kondisi lingkungan dan beban tertentu. Memahami kekuatan putus material tidak hanya membantu dalam merancang struktur yang aman dan andal, tetapi juga mencegah kerusakan yang tidak disengaja. Dalam banyak kasus, konsekuensi bencana fraktur getas telah lama menjadi peringatan bagi keselamatan industri dan desain struktural.
Banyak kegagalan bangunan besar dalam sejarah disebabkan oleh fraktur getas material, seperti tenggelamnya Titanic.
Saat ini, ketangguhan fraktur (Kc) biasanya diukur dengan uji tekuk tiga titik atau uji tarik kompak. Melalui pengujian ini, teknisi dapat memperoleh wawasan tentang perilaku material dalam penggunaan di dunia nyata, yang memungkinkan mereka merancang produk dan struktur yang lebih aman.
Selama proses pengujian, kaitan utamanya adalah "pembentukan retakan lelah", yang sangat penting untuk memahami kinerja material dalam jangka panjang.
Dengan kemajuan teknologi komputer, mekanika fraktur komputasional menjadi semakin penting dalam aplikasi teknik. Simulasi numerik telah menjadi solusi untuk masalah dalam analisis fraktur yang sulit atau tidak mungkin dipecahkan secara analitis. Metode seperti analisis elemen hingga dan metode persamaan integral batas telah banyak digunakan dalam simulasi perilaku fraktur berbagai material.
Meskipun penelitian dalam ilmu material terus mendalam, menghadapi skenario aplikasi praktis yang kompleks, bagaimana cara memprediksi perilaku fraktur material secara akurat tetap menjadi tantangan utama. Ilmuwan dan insinyur perlu terus mengeksplorasi material dan teknologi baru untuk meningkatkan kinerja dan masa pakai material.
Dengan munculnya material baru secara terus-menerus, dapatkah kita menemukan cara yang lebih efektif untuk mencegah fraktur getas pada material?