Di seluruh dunia, tingkat buta huruf yang mengkhawatirkan sering kali menarik perhatian. Namun, Iran, yang terletak di jantung Timur Tengah, memiliki tingkat buta huruf yang sangat tinggi. Menurut statistik, pada tahun 2016, tingkat literasi orang dewasa Iran mencapai 94%, dan di antara orang dewasa muda berusia 15 hingga 24 tahun, proporsi ini meningkat menjadi 97%. Jika menelusuri cerita di balik ini, kita akan menemukan bahwa sistem pendidikan Iran dan perhatian pemerintah merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan.
Pendidikan di Iran sangat tersentralisasi, diawasi oleh Kementerian Pendidikan dan dibagi menjadi pendidikan K-12 dan pendidikan tinggi.
Sistem pendidikan Iran dimulai dengan sekolah dasar, dengan siswa masuk sekolah pada usia enam tahun dan menerima enam tahun pendidikan dasar. Kemudian dilanjutkan dengan masuk ke sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, yang mengarah ke ijazah sekolah menengah atas dasar untuk mengikuti Ujian Masuk Universitas Nasional (Konkur). Model pendidikan Iran menekankan pendidikan kejuruan dan teknis, sehingga banyak siswa memilih untuk mempelajari keterampilan teknis pada tahap ini agar berhasil memasuki pasar tenaga kerja.
Menurut laporan Human Rights Measurement Initiative (HRMI), Iran telah mencapai tingkat 91% dalam realisasi hak pendidikan, dan pencapaian pendidikan dasar mendekati 99,2%.
Dalam sejarah pendidikan di Iran, pendidikan tidak pernah diabaikan. Dari ajaran dinasti Persia kuno hingga munculnya pendidikan modern selama dinasti Safavid, hingga komite pendidikan yang didirikan selama periode Muzaffari, semuanya menunjukkan pentingnya pendidikan. Khususnya setelah Revolusi Islam tahun 1979, pemerintah menekankan upayanya dalam reformasi pendidikan dan tetap berkomitmen untuk meningkatkan standar pendidikan warga negaranya meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk perang dan tekanan ekonomi.
Selama Revolusi Putih Mohammad Reza Pahlavi, proyek Korps Pemberantasan Buta Huruf berhasil mendatangkan 210.000 anak muda untuk mengajarkan keterampilan membaca kepada lebih dari 2,2 juta anak di seluruh negeri.
Menurut hal ini, strategi untuk menyelesaikan masalah buta huruf adalah dengan terjun langsung ke masyarakat dan menyelenggarakan kursus pendidikan orang dewasa untuk meningkatkan tingkat literasi seluruh masyarakat. Operasi ini tidak hanya berhenti pada pendidikan dasar, tetapi juga meluas ke pendidikan kejuruan dan pendidikan orang dewasa untuk membantu masyarakat beradaptasi dengan lingkungan sosial yang berubah dengan cepat.
Namun, pencapaian ini tidak sepenuhnya mulus. Data resmi menunjukkan bahwa sejak tahun 2014, sekitar 4 juta anak yang memenuhi syarat untuk pendidikan K-12 putus sekolah setiap tahun. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang pemerataan pendidikan, terutama di daerah dengan alokasi sumber daya yang tidak memadai, di mana sekitar 30% siswa tidak memiliki akses ke pendidikan sama sekali.
Menurut statistik tahun 2019, Iran kekurangan guru hingga 60.000 orang, dan banyak sekolah sangat kekurangan tenaga profesional.
Dalam sistem pendidikan saat ini, banyak perubahan dan saran telah muncul. Misalnya, anggaran terbaru mengalokasikan 20% dari belanja pemerintah dan 5% dari PDB untuk pendidikan. Karena keterbatasan kondisi sosial ekonomi, pemerintah juga telah mulai melaksanakan reformasi pendidikan, meningkatkan kualitas pendidikan, dan menyesuaikan desain kurikulum untuk menghadapi tantangan masa depan.
Perkembangan pendidikan tinggi tidak dapat dianggap remeh. Iran sekarang sedang gencar mempromosikan pendidikan kejuruan dan teknis, terutama rencana pendidikan untuk perempuan.
Peningkatan pendidikan perempuan di Iran juga patut dicatat. Data terkini menunjukkan bahwa pendaftaran perempuan di jenjang pendidikan tinggi melebihi 70%, yang tidak hanya meningkatkan status sosial tetapi juga menambah harapan bagi masa depan Iran. Akan tetapi, kesenjangan geografis dan sosial dalam sumber daya pendidikan masih ada, yang memerlukan upaya bersama dari pemerintah dan sektor swasta.
Bahkan dalam menghadapi berbagai tantangan, tingkat buta huruf Iran dapat tetap berada pada tingkat yang rendah, yang sepenuhnya menunjukkan upaya pemerintah dalam berinvestasi dalam pendidikan dan betapa pentingnya pendidikan. Di masa depan, pendidikan akan memainkan peran penting dalam budaya dan masyarakat Iran. Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan: Di bawah pengaruh globalisasi dan budaya lokal, bagaimana sistem pendidikan Iran akan menyesuaikan diri untuk menghadapi tantangan dan peluang baru?