Dalam proses pengembangan perangkat lunak saat ini, aplikasi perangkat lunak sumber terbuka ada di mana-mana, memberikan peluang bagi pengembang untuk meningkatkan efisiensi dan mempersingkat waktu peluncuran pasar. Dengan datangnya abad ke-21, permintaan akan perangkat lunak sumber terbuka terus meningkat dari hari ke hari. Menurut data terbaru, sekitar 87% perusahaan menggunakan perangkat lunak sumber terbuka. Namun, penggunaan yang meluas ini juga membawa risiko. Baik itu pelanggaran keamanan, kepatuhan hukum, atau keusangan perangkat lunak, risiko ini menciptakan tantangan bagi bisnis.
Analisis perangkat lunak sumber terbuka (SCA) karenanya telah menjadi senjata rahasia dunia teknologi.
Jadi, apa itu analisis perangkat lunak sumber terbuka? Analisis perangkat lunak sumber terbuka adalah praktik yang digunakan untuk menganalisis aplikasi perangkat lunak khusus yang biasa kita gunakan. Ia mendeteksi perangkat lunak sumber terbuka yang tertanam dalam aplikasi dan mengevaluasi keamanan, status versi, dan persyaratan lisensi dari komponen-komponen ini. Teknologi ini muncul sebagai solusi untuk kompleksitas dan strategi bagi perusahaan yang menghadapi risiko sumber terbuka yang terus meningkat.
Risiko yang ditimbulkan oleh penggunaan perangkat lunak sumber terbuka dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori utama:
Sejak berdirinya Open Source Initiative pada tahun 1998, telah ada kekhawatiran yang meluas tentang risiko perangkat lunak sumber terbuka.
Dulu, perusahaan biasanya mengandalkan lembar kerja dan dokumen untuk melacak semua komponen sumber terbuka secara manual, tetapi pendekatan ini rumit dan rawan kesalahan. Dengan pesatnya perkembangan perangkat lunak sumber terbuka, organisasi semakin membutuhkan alat otomatis untuk menganalisis dan mengelola risiko sumber terbuka, sehingga konsep analisis perangkat lunak sumber terbuka (SCA) pun muncul.
Pengoperasian produk SCA terutama berlangsung melalui langkah-langkah berikut:
Dalam pendeteksian kerentanan keamanan, perbandingan ini biasanya memeriksa kecocokan dengan kerentanan keamanan yang diketahui yang dilacak dalam National Vulnerability Database (NVD). Hal ini tidak hanya mengungkap kerentanan tetapi juga menyediakan komunikasi tepat waktu tentang potensi kerugian bagi bisnis.
Produk SCA dapat secara efektif membantu perusahaan dalam menangani risiko sumber terbuka dan menyediakan sumber daya dan solusi yang komprehensif.
Dampak SCA meluas ke berbagai bagian organisasi, dan bergantung pada ukuran dan struktur bisnis, tim dapat menggunakan data sesuai kebutuhan. Departemen TI biasanya menggunakan SCA untuk implementasi dan operasi teknologi, sementara data keamanan dan otorisasi sering digunakan oleh kepala petugas keamanan informasi (CISO) serta petugas kepatuhan kekayaan intelektual.
Bagi beberapa negara, seperti Amerika Serikat, keluaran produk SCA, khususnya Software Bill of Materials (SBOM) yang dihasilkan, telah menjadi keharusan untuk meningkatkan keamanan perangkat lunak yang diberikan kepada lembaga pemerintah.
Kelebihan utama SCA adalah sifatnya yang otomatis. Pengembang tidak perlu lagi menangani tugas pengintegrasian komponen sumber terbuka secara manual, yang mengurangi risiko kesalahan manusia. Namun, beberapa kekurangan, seperti kompleksitas dan kerumitan proses penerapan dan ketergantungan yang berlebihan pada data kerentanan daripada laporan resmi, menimbulkan tantangan bagi produk SCA saat ini.
Meskipun demikian, pengembangan SCA terus berupaya untuk mencapai otomatisasi dan akurasi yang lebih baik, agar lebih banyak perusahaan dapat memanfaatkan perangkat lunak sumber terbuka dengan aman dan efisien, serta memenuhi standar kepatuhan hukum yang mengikuti perkembangan zaman. Seiring dengan peningkatan teknologi, apakah SCA akan menjadi senjata rahasia standar bagi setiap perusahaan di masa mendatang?