Siklus Krebs, yang juga dikenal sebagai siklus asam sitrat atau siklus asam trikarboksilat, adalah serangkaian reaksi biokimia penting di dalam sel yang utamanya dirancang untuk melepaskan energi yang tersimpan dalam nutrisi. Siklus ini bekerja dengan mengoksidasi asetil-CoA yang diproduksi dari sumber-sumber seperti karbohidrat, lemak, protein, dll., dan akhirnya menghasilkan ATP, yang menyediakan energi yang dibutuhkan sel. Oleh karena itu, siklus Krebs dikenal sebagai "jantung kehidupan."
Siklus Krebs mengubah nutrisi menjadi energi kimia yang dapat digunakan, yang memungkinkan sel untuk melakukan berbagai fungsi yang diperlukan untuk kehidupan.
Pentingnya siklus ini adalah bahwa ia tidak hanya menjadi pemasok energi, tetapi juga menyediakan prekursor beberapa asam amino dan zat pereduksi NADH, yang memainkan peran penting dalam banyak reaksi lainnya. Keterlibatan siklus Krebs menjadikannya komponen inti dari banyak jalur biokimia, yang juga menunjukkan bahwa ia merupakan salah satu komponen penting dalam tahap awal metabolisme.
Siklus Krebs dimulai ketika asetil-CoA bergabung dengan oksaloasetat berkarbon empat untuk membentuk sitrat berkarbon enam. Selanjutnya, asam sitrat mengalami serangkaian perubahan kimia untuk melepaskan dua molekul karbon dioksida (CO2). Atom karbon ini berasal dari oksalamida dan bukan langsung dari asetil-CoA. Selama seluruh proses, zat pereduksi NADH dan FADH2 yang dihasilkan selanjutnya terlibat dalam pembentukan energi.
Pada akhir siklus ini, oksalamida diregenerasi lagi, yang memungkinkan siklus berlanjut.
Setiap gugus asetil yang memasuki siklus Krebs menghasilkan tiga NADH, satu FADH2, dan satu GTP. Produk-produk ini akhirnya diubah menjadi ATP dan digunakan dalam berbagai aktivitas seluler. Untuk setiap molekul piruvat dari glikolisis, jumlah produk energi yang diperoleh dari siklus Krebs berjumlah tiga NADH, dua FADH2, dan empat molekul karbon dioksida.
Penemuan siklus Krebs dapat ditelusuri kembali ke tahun 1930-an, oleh ahli biokimia terkenal Albert Szent-Györgyi dan Hans Adolf. Penelitian oleh Krebs dkk. memberikan dasar bagi komposisi dan reaksi siklus ini. Krebs memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1953 atas kontribusinya terhadap fisiologi dan kedokteran.
Setelah asetil-CoA yang dihasilkan dari metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein memasuki siklus Krebs, energinya digunakan secara efektif dan diubah menjadi ATP. Ini bukan hanya proses penting dalam fisiologi, tetapi juga terkait erat dengan kesehatan dan fungsi sel. Selama respirasi aerobik dan anaerobik, energi yang dilepaskan oleh siklus Krebs akan mendukung pertumbuhan dan reproduksi sel.
Pengaturan siklus Krebs terkait dengan konsentrasi produknya. Ketika produksi NADH terlalu tinggi, ia menghambat banyak enzim penting, sehingga mengurangi efisiensi siklus ini. Selain itu, perubahan konsentrasi kalsium juga akan memengaruhi siklus ini. Kalsium dapat mengaktifkan banyak tautan dan meningkatkan laju metabolisme.
Seiring dengan meningkatnya gravitasi, pengaturan dan laju siklus ini berubah secara dinamis dalam metabolisme sel untuk beradaptasi dengan perubahan permintaan energi.
Seiring berkembangnya biomedis, peran siklus Krebs dalam penyakit, khususnya kanker, menjadi semakin penting. Pada banyak sel tumor, zat antara siklus Krebs digunakan untuk mendorong proliferasi sel kanker. Jadi, mempelajari bagaimana siklus ini berubah dapat menghasilkan pengobatan baru untuk tumor baru.
Singkatnya, siklus Krebs, sebagai inti kehidupan, tidak hanya memainkan peran penting dalam fisiologi, tetapi juga memainkan peran kunci dalam pemeliharaan kesehatan sel dan pembentukan mekanisme penyakit. Dapatkah kita menguraikan lebih lanjut implikasi siklus ini untuk kesehatan di masa mendatang?