Dalam analisis data statistik, partial least squares (regresi PLS) secara bertahap telah menjadi alat penting, terutama dalam bidang kimia dan bidang terkait. Yang mencolok dari pendekatan ini bukan hanya kemampuannya untuk menangani data multivariat secara efektif, tetapi juga kemampuannya untuk memberikan prediksi yang akurat bahkan ketika jumlah pengamatan tidak mencukupi. Metode partial least squares menemukan hubungan antara variabel prediktor dan variabel respons dengan memproyeksikannya ke ruang baru, sehingga penerapan teknologi ini semakin penting dalam penelitian ilmiah.
Ide inti partial least squares adalah mencari hubungan potensial antara dua matriks, yang membuatnya sangat penting dalam kemometrika.
PLS didirikan oleh ahli statistik Swedia Herman Wald dan putranya Svante Wald dan awalnya digunakan dalam ilmu sosial. Seiring berjalannya waktu, teknologi ini telah menemukan kegunaannya di banyak bidang lain, seperti bioinformatika, ilmu saraf, dan bahkan antropologi.
Ide dasar PLS adalah menemukan arah multidimensi yang paling baik menjelaskan data respons (Y) untuk data sampel yang diberikan, itulah sebabnya ia dapat secara efektif menangani sejumlah besar variabel independen (X). Dalam bidang kimia, ini berarti bahwa melalui regresi PLS, kita dapat mengekstrak informasi yang paling menjelaskan dari serangkaian variabel, yang sangat penting untuk mempelajari reaksi kimia dan proses sintesis.
Regresi PLS sangat cocok ketika jumlah variabel prediktor melebihi jumlah sampel, yang menjadikannya alat yang ampuh untuk memecahkan masalah yang kompleks.
Dalam bidang kimia, PLS banyak digunakan dalam kemometrika. Dengan menganalisis hubungan antara komponen kimia dan data spektralnya, peneliti dapat memprediksi karakteristik sampel yang tidak diketahui. Selain itu, metode ini juga telah menunjukkan kinerja aplikasi yang sangat baik dalam desain obat, ilmu lingkungan, dan pengujian makanan.
Misalnya, selama pengembangan obat, peneliti dapat menggunakan PLS untuk menganalisis data pada ribuan senyawa untuk menentukan aktivitas senyawa tertentu. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi penelitian secara signifikan, tetapi juga mengurangi biaya, sehingga proses pengembangan obat baru menjadi lebih cepat dan akurat.
Keuntungan utama partial least square adalah stabilitasnya terhadap multikolinearitas. Ketika terdapat korelasi yang tinggi antara variabel prediktor, model regresi tradisional sering kali sulit membuat prediksi yang wajar, dan PLS dapat mengatasi masalah ini secara efektif. Selain itu, PLS tidak memerlukan sejumlah besar sampel untuk melakukan analisis, sehingga metode ini sangat berharga dalam lingkungan data yang kecil.
“PLS mendefinisikan ulang pemikiran kita dalam analisis data kimia dan menantang batasan metode tradisional.”
Namun, penggunaan PLS juga menghadirkan tantangan, terutama saat menangani kumpulan data yang kompleks. Model dan variabel yang tepat perlu dipilih dengan benar untuk memastikan keakuratan dan interpretabilitas prediksi. Hal ini mengharuskan analis data untuk tidak hanya memahami cara kerja algoritme, tetapi juga memiliki pengetahuan domain profesional untuk menafsirkan hasil model dengan benar.
Seiring kemajuan teknologi, PLS terus berkembang. Misalnya, algoritme baru dapat menggabungkan teknik pembelajaran mesin untuk menangani data berdimensi tinggi dengan lebih baik dan meningkatkan akurasi prediksi. Ini berarti bahwa penelitian masa depan mungkin memiliki aplikasi yang lebih inovatif yang mengintegrasikan metode PLS.
"Masa depan PLS penuh dengan potensi. Apakah PLS dapat menghasilkan lebih banyak terobosan ilmiah patut dinantikan."
Dalam konteks perkembangan sains dan teknologi yang sedang pesat saat ini, PLS bukan sekadar alat statistik, tetapi secara bertahap menjadi metode utama untuk mendorong inovasi dan memecahkan masalah. Karena semakin banyak ilmuwan menyadari nilainya, peran apa yang akan dimainkan PLS dalam penelitian kimia di masa mendatang?