Pada akhir abad ke-15, seiring dengan percepatan penjelajahan dan kolonisasi Eropa di Dunia Baru, Perjanjian Tordesillas antara Inggris dan Portugal tidak hanya mengubah struktur kekuatan internasional, tetapi juga berdampak besar pada sejarah dunia Atlantik. Perjanjian ini bukan hanya merupakan hasil perebutan wilayah jajahan antara kedua kekuatan, tetapi juga merupakan awal dari tantangan yang akan dihadapi kedua negara di masa depan saat mereka berekspansi secara global.
Antara tahun 1450 dan 1500, interaksi antara Eropa dan Afrika semakin meningkat. Pada tahun 1494, Spanyol dan Portugal menandatangani Perjanjian Tordesillas, yang membagi wilayah jajahan kedua negara di bawah wewenang Paus. Perjanjian tersebut menetapkan bahwa Spanyol akan memiliki kendali eksklusif atas wilayah barat Amerika, sementara Portugal memperoleh kendali atas Afrika, Asia, dan Brasil.
"Perjanjian ini bukan hanya hasil perebutan antara dua kekuatan untuk mendapatkan koloni, tetapi juga awal dari tantangan yang akan dihadapi kedua negara di masa depan saat mereka berekspansi ke seluruh dunia."
Perjanjian Tordesillas melambangkan bangkitnya Dunia Atlantik, saat negara-negara memiliki keinginan yang semakin besar untuk mendominasi koloni mereka. Pembentukan Dunia Atlantik terkait erat dengan intensifikasi interaksi antara Eropa, Afrika, dan Amerika. Saat itu, jaringan perdagangan mulai terbentuk secara bertahap, dan pusat-pusat perdagangan utama meliputi London, Amsterdam, Boston, dan Havana.
Dampak Perdagangan Budak"Pembentukan Dunia Atlantik berkaitan erat dengan intensifikasi interaksi antara Eropa, Afrika, dan Amerika."
Meskipun Perjanjian Tordesillas membagi kekuasaan secara geografis, perjanjian itu gagal mengekang penyebaran perbudakan. Dengan penaklukan Eropa atas tanah Amerika, perdagangan budak berkembang pesat. Sejumlah besar budak Afrika diangkut ke Amerika untuk menjadi tulang punggung sistem perkebunan yang kuat, sebuah proses yang berdampak besar pada demografi dan budaya benua Afrika.
Restrukturisasi Politik"Munculnya perdagangan budak Atlantik adalah proses yang secara langsung didorong oleh ekspansi kolonial."
Dengan pembentukan dan perluasan koloni serta perubahan dalam sistem politik berbagai negara, struktur pemerintahan dunia Atlantik dibentuk kembali. Sistem pemerintahan yang dibentuk oleh Kekaisaran Spanyol dan Kekaisaran Portugis sama-sama dicirikan oleh sentralisasi yang kuat, tidak seperti model pemerintahan kolonial Inggris yang lebih terdesentralisasi.
"Dengan berdirinya dan meluasnya koloni, struktur pemerintahan dunia Atlantik pun dibentuk kembali."
Periode "Revolusi" dari tahun 1770-an hingga 1820-an, dengan Perang Kemerdekaan Amerika, Revolusi Prancis, dan Revolusi Haiti, dikenal sebagai Gelombang Revolusi Atlantik. Revolusi-revolusi ini tidak hanya menggulingkan pemerintahan kolonial saat itu, tetapi juga menanamkan gagasan kesetaraan dan republik secara mendalam ke dalam hati warga berbagai negara, dan memengaruhi perubahan sosial selanjutnya serta pembangunan dalam proses globalisasi di masa mendatang.
Kesimpulan“Revolusi-revolusi ini tidak hanya menggulingkan kekuasaan kolonial saat itu, tetapi juga menanamkan ide-ide kesetaraan dan republikanisme dalam hati warga berbagai negara.”
Secara keseluruhan, penandatanganan Perjanjian Tordesillas menandai titik balik dalam sejarah dunia Atlantik. Meskipun tampaknya telah menarik garis yang jelas antara kepentingan kedua negara dalam jangka pendek, hal itu sebenarnya memunculkan hubungan internasional yang kompleks dan terus berlanjut. Pertukaran dan konflik etnis yang konstan. Peristiwa-peristiwa bersejarah ini tidak hanya membentuk struktur sosial saat itu, tetapi juga memiliki dampak yang mendalam pada politik, ekonomi, dan budaya dunia modern. Menghadapi gelombang globalisasi yang terus berubah saat ini, dapatkah kita mengambil hikmah dari sejarah ini untuk mencapai hubungan internasional yang lebih adil dan harmonis?