Dalam industri otomotif global, berbagai negara memiliki standar pengujian yang berbeda untuk konsumsi bahan bakar dan emisi kendaraan, dan Worldwide Harmonized Light Vehicle Test Procedure (WLTP) merupakan tonggak penting dalam perang pengujian bahan bakar ini. Sebagai generasi baru standar pengujian, WLTP bertujuan untuk menggantikan New European Driving Cycle (NEDC) yang sudah ketinggalan zaman. Apa kekuatan pendorong di baliknya? Artikel ini akan membahas lebih dekat perbedaan utama antara WLTP dan NEDC serta dampaknya terhadap produsen dan konsumen kendaraan.
WLTP bukan hanya standar baru yang ditetapkan oleh Uni Eropa pada tahun 2015, tetapi juga telah diterima secara luas oleh banyak negara termasuk Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa data emisi dan efisiensi bahan bakar untuk setiap kendaraan dalam kondisi berkendara yang berbeda lebih mencerminkan penggunaan sebenarnya.
WLTP bertujuan untuk lebih mencocokkan konsumsi bahan bakar dan emisi yang diperkirakan di laboratorium dengan data yang diukur dalam kondisi jalan.
NEDC telah menjadi standar pengujian utama di Eropa sejak tahun 1980-an, tetapi seiring kemajuan teknologi kendaraan, standar ini tidak lagi mencerminkan kondisi berkendara modern yang sebenarnya secara akurat.
Karakteristik struktural NEDC mencakup kecepatan rata-rata 34 km/jam, akselerasi yang lembut, dan sejumlah kecil pemberhentian panjang, yang jauh dari skenario berkendara yang rumit dan dapat berubah-ubah saat ini.
WLTP telah meningkatkan beberapa parameter pengujian utama, termasuk durasi total pengujian, profil kecepatan, dan keragaman kondisi berkendara. Misalnya, pengujian WLTP berlangsung selama 30 menit secara keseluruhan dan mencakup jarak tempuh 23,25 kilometer, yang hampir dua kali lipat dari NEDC. Profil kecepatan yang lebih dinamis dan kondisi berkendara yang lebih realistis menjadikan WLTP sebagai standar pengujian yang unggul.
Selama proses WLTP, kendaraan diuji di berbagai lingkungan laboratorium yang jelas dan dapat diulang serta mencakup berbagai siklus berkendara yang berbeda, termasuk perkotaan, pinggiran kota, jalan utama, dan jalan tol.
Proses pengujian yang disediakan oleh WLTP memiliki pengaturan parameter yang lebih ketat untuk peralatan laboratorium dan memiliki transparansi dan konsistensi yang lebih tinggi dalam pemrosesan data daripada NEDC.
Standar baru ini juga memperkenalkan pengujian Emisi Mengemudi Nyata (RDE), prosedur tambahan untuk memvalidasi batas emisi dalam berbagai kondisi berkendara nyata. Pengujian komprehensif ini tidak hanya memperhitungkan hasil uji laboratorium, tetapi juga memperhitungkan emisi polutan selama berkendara sebenarnya.
Periode transisi dari NEDC ke WLTP dimulai pada tahun 2017 dan secara resmi selesai pada bulan September 2019. Selama periode transisi ini, produsen kendaraan perlu mendapatkan persetujuan untuk NEDC dan WLTP, yang sering kali menimbulkan kesulitan dan tantangan.
Karena perbedaan struktural antara WLTP dan NEDC, data kendaraan yang sama dalam kedua pengujian tersebut mungkin berbeda secara signifikan.
Meskipun WLTP telah menggantikan NEDC, undang-undang, peraturan, dan permintaan pasar di seluruh dunia masih terus berkembang, dan kita mungkin akan melihat kebijakan yang lebih berorientasi pada lingkungan di masa mendatang. Bagi produsen kendaraan, beradaptasi dengan perubahan ini tidak terbatas pada kepatuhan terhadap pengujian standar baru, tetapi juga memerlukan inovasi dalam desain dan teknologi.
Singkatnya, perbedaan utama antara WLTP dan NEDC terletak pada kepraktisan dan kemampuan adaptasinya terhadap pola berkendara saat ini. Menurut Anda, apakah akan ada standar pengujian yang lebih ketat di masa mendatang untuk menghadapi tantangan lingkungan?