Teknologi sinar-X merupakan bidang yang semakin diminati dalam penelitian ilmiah, dengan aplikasi yang berkisar dari penelitian material hingga pencitraan biomedis. Namun, dibandingkan dengan cahaya tampak yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, sinar-X menghadapi tantangan yang signifikan dalam pemfokusan dan manipulasinya. Hal ini bermula dari fakta bahwa sinar-X berinteraksi dengan materi dengan cara yang sangat berbeda.
Sinar-X dan cahaya tampak sama-sama merupakan gelombang elektromagnetik, tetapi karena sinar-X memiliki frekuensi dan energi partikel yang lebih tinggi, interaksinya dengan materi tidak sesederhana cahaya tampak.
Cahaya tampak dapat dengan mudah diarahkan dan difokuskan menggunakan lensa dan cermin. Namun, sinar-X memiliki daya tembus yang lebih besar dan akhirnya diserap oleh materi dengan sedikit perubahan arah. Oleh karena itu, lensa biasa tidak cocok untuk memfokuskan sinar-X. Jadi, metode apa yang ada untuk mengarahkan ulang sinar-X dan memfokuskannya?
Ada berbagai teknik untuk mengubah arah sinar-X, terutama dengan melakukan penyesuaian kecil pada sudutnya. Banyak teknik sinar-X menggunakan sudut refleksi yang diperkirakan untuk mencapai pemfokusan, terutama pada sudut kecil. Teknologi ini meliputi:
Bahkan dalam kasus refleksi, pendinginan, pemisahan, dan pemfokusan sinar-X didasarkan pada interaksi khusus dengan materi.
Dalam banyak teknik X-ray analitis, seperti kristalografi X-ray dan hamburan X-ray sudut kecil, sangat penting untuk menyinari sampel dengan X-ray intensitas tinggi. Ini biasanya memerlukan penggunaan berbagai optik pemfokus untuk mengarahkan kembali berkas X-ray.
Lensa politube adalah susunan tabung kaca berongga kecil yang mengarahkan X-ray melalui beberapa refleksi eksternal total. Meskipun optik tersebut akromatik, mereka hanya dapat mengambil gambar titik-titik kecil dari sumber cahaya.
Pelat zona terdiri dari zona konsentris dari bahan yang memengaruhi atau menyerap fase yang lebarnya dirancang sedemikian rupa sehingga gelombang yang ditransmisikan saling mengganggu secara konstruktif pada satu titik, sehingga mencapai efek pemfokusan.
Karena indeks bias sinar-X sangat mendekati 1, panjang fokus lensa biasa menjadi tidak praktis, sehingga perlu menggunakan lensa dengan jari-jari kelengkungan yang sangat kecil dan menumpuknya dalam baris-baris panjang untuk meningkatkan daya pemfokusan.
Pemantulan dan difraksi adalah dua metode utama untuk memanipulasi sinar-X. Dalam hal pemantulan, sinar-X yang dipantulkan pada sudut tertentu dapat diukur secara tepat, sementara difraksi dapat digunakan untuk memahami distribusi kerapatan elektron di dalam kristal.
Teknik difraksi sinar-X dapat mengungkap susunan atom dalam struktur kristal dan sifat fisik lainnya.
Teknologi canggih ini tidak semudah dan sesederhana pemfokusan cahaya tampak, tetapi sangat penting bagi kemajuan penelitian ilmiah. Kemajuan teknologi telah membuat sinar-X semakin umum digunakan dalam banyak aplikasi praktis, termasuk pencitraan medis, dan telah meningkatkan kontras dan resolusi gambar.
Meskipun kemajuan awal dalam optik sinar-X telah menunjukkan potensi besar, masih banyak tantangan yang harus diatasi, seperti meningkatkan efisiensi peralatan dan mengurangi biayanya. Banyak peneliti berupaya menerapkan teknologi baru ini pada pengobatan klinis, terutama dalam meningkatkan kontras dan resolusi gambar sinar-X payudara.
Seiring dengan terus meningkatnya teknologi sinar-X, apakah teknologi ini akan menjadi alat penting dalam diagnosis dan pengobatan penyakit dalam waktu dekat?