Archive | 2019

Analisa Lokasi dan Perancangan Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara Bali Utara

 
 
 
 
 

Abstract


Jumlah pergerakan Bandara Ngurah Rai meningkat 6,1 persen antara tahun 2016-2017. Berdasarkan RTRW Provinsi Bali akan dibangun Bandara Bali Utara di daerah Kubutambahan, Buleleng. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi apakah lokasi pembangunan Bandara Bali Utara sesuai dengan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan dan juga merencanakan fasilitas sisi udara pada Bandara Bali Utara. Pengumpulan data angin dari tahun 2014 hingga 2018 didapat dari Iowa State University Enviromental Messonet. Dari analisa data didapat bahwa arah runway adalah 90O. Pada perencanaan fasilitas sisi udara dilakukan pengumpulan data pergerakan penumpang dan pesawat dari tahun 2012 hingga 2016 pada Bandara Ngurah Rai yang didapat dari PT. Angkasa Pura 2 dan Kementerian Perhubungan Udara, kemudian dilakukan regresi untuk mendapatkan data pergerakan pada 20 tahun rencana. Dari data historis tersebut dikalikan dengan presentase demand pergerakan penumpang dan pesawat di Bandara Bali Utara yang didapat dari perbandingan tingkat pertumbuhan penghunian hotel di Bali Utara. Presentase yang didapat yakni sebesar 43,3% sehingga pergerakan penumpang pada 20 tahun rencana sebesar 18.035.382 penumpang dan pergerakan pesawat 100.194 pergerakan. Pesawat rencana yang digunakan adalah Airbus A330-200, karena pesawat ini merupakan pesawat terbesar yang beroperasi di Bandara Ngurah Rai. Dari perhitungan didapatkan pergerakan pesawat saat jam sibuk ditahun 2038 sebesar 18 pergerakan per jam. Dan presentase pesawat yang beroperasi saat jam sibuk adalah kelas B:10%, kelas C:32%, kelas D:58%. Pada perencanaan ini didapatkan panjang runway adalah 3700 m dengan lebar runway 66 m. Dimensi lebar taxiway 25 m dan lebar bahu tiap sisinya sebesar 10 m. Letak exit taxiway sepanjang 3100 m dihitung dari kedua ujung runway dengan sudut 90O, dan luas apron sebesar 106.300 m2. Pada perencanaan tebal perkerasan menggunakan aplikasi FAARFIELD. Didapatkan bahwa tebal perkerasan lentur sebesar 0,5 m – 2,5 m dan tebal perkerasan kaku sebesar 0,8 m – 1 m.

Volume 2
Pages 1-5
DOI 10.12962/j26226847.v2i1.5027
Language English
Journal None

Full Text