Archive | 2019

Perbedaan Kualitas Tidur Pasien Asma Terkontrol Sebagian Pada Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)

 
 
 

Abstract


Pendahuluan: Asma merupakan suatu penyakit saluran pernapasan yang disebabkan karena adanya proses inflamasi kronik. Asma menyebabkan terjadinya gejala pernapasan seperti wheezing (mengi) , sesak napas, dada sesak dan batuk yang terjadi terutama pada malam hari atau menjelang pagi hari. Jumlah kasus asma di Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 113.028 kasus dan kasus paling banyak terdapat di Kota Surakarta yaitu 10.393 kasus. Gejala asma lebih sering muncul pada malam hari atau menjelang pagi hari. Gangguan pernapasan yang muncul dapat mengganggu aktivitas tidur sehingga menyebabkan menurunnya kualitas tidur seseorang. Selain itu, gangguan pernapasan saat tidur akan semakin berat apabila seorang penderita asma memiliki Indeks Massa Tubuh yang tinggi seperti pada obesitas serta pada IMT yang terlalu rendah (kurus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas tidur pasien asma terkontrol sebagian pada kategori indeks massa tubuh (IMT). Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectiona l . Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta pada bulan Oktober – Desember 2018 dengan melibatkan 75 sampel. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terpimpin dan pengukuran IMT pada pasien asma terkontrol sebagian. Data dianalisis secara statistik dengan uji Fisher’s Exact Test. Hasil: Pada pasien asma terkontrol sebagian dengan IMT normal, kualitas tidur baik lebih banyak terjadi dibandingkan kualitas tidur buruk yaitu sebesar 57,14%, sedangkan pasien dengan IMT kurus dan gemuk memiliki kualitas tidur buruk lebih dominan dengan persentase berturut-turut sebesar 100% dan 75%. Hasil uji Fisher’s Exact Test kualitas tidur pasien asma terkontrol sebagian pada kelompok IMT kurus dan normal adalah signifikan secara statistik (p=0,004), kelompok IMT normal dan gemuk signifikan secara statistik (p=0,013), serta kelompok IMT kurus dan gemuk tidak signifikan secara statistik (p=0,173). Kesimpulan: Terdapat perbedaan kualitas tidur pasien asma terkontrol sebagian pada kategori Indeks Massa Tubuh (IMT). Kata Kunci: Asma, Kualitas Tidur, IMT

Volume 2
Pages 38-49
DOI 10.13057/SMJ.V2I1.27284
Language English
Journal None

Full Text