Archive | 2019

ANALIZING FACTOR THAT AFFECTING IMPORT OF MAIZE IN INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR JAGUNG DI INDONESIA

 
 
 

Abstract


The purpose of The study is to identify the factor that affecting import of maize in Indonesia, Ana to analyze The factor that affecting import of maize in Indonesia. The data used in The Study is Time series data from 1990 to 2014 sourced from BPS(Badan Pusat Statistik) and Kementrian Pertanian. The method used in The Study is linear regression analysis using SPSS 18 software. Statistics Test that used in this Study including R , F-test, and T-test. In this Study we can concluded that R test value is 0,703 that means 70,3% import of maize explained by variable that used in model, which is: maize production (produksi jagung), maize consumption (konsumsi jagung), maize domestic prize (harga jagung domestik), maize import prize (harga jagung impor), and Rupiah to US Dollar currency (Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika), and remaining 29,7% remains explained by another variable that exclude by this model. After all The testing, results shows all variable in The model affecting maize import simultaneously, and partial Test shows maize production, maize consumption, maize domestic prize, and Rupiah to US Dollar currency partially affecting import of maize in Indonesia, and maize import prize variable didn’t affect import of maize in Indonesia. Keyword: Maize, impor, impor of maize, International Trade PENDAHULUAN Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak di produksi di Indonesia selain dari tanaman padi yang merupakan tanaman yang menghasilkan beras, yaitu pangan pokok bagi masyarakat Indonesia. Jagung merupakan salah satu tanaman penghasil karbohidrat selain gandum dan padi, yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia, dan menjadi makanan pokok di beberapa daerah timur Indonesia, dan juga beberapa negara seperti Amerika. Jagung selain di konsumsi langsung sebagai makanan pokok, dapat digunakan juga sebagai bahan utama dari pakan ternak. Tidak hanya dikonsumsi langsung, jagung juga digunakan dalam banyak industri olahan yang menghasilkan berbagai macam produk turunan. Jagung yang banyak digunakan keberadaannya membuat ketersediaannya dibutuhkan oleh masyarakat, jumlah dari banyaknya konsumsi jagung di Indonesia berikut ini adalah tabel yang menunjukkan konsumsi dari jagung di Indonesia pada 15 tahun terakhir. Tabel 1. Konsumsi Jagung di Indonesia. Tahun Konsumsi (000 ton) Pertumbuhan Konsumsi (%) 2000 5.891 2001 1.908 -67,61% 2002 2.785 45,97% 2003 2.944 5,70% 2004 3.039 3,24% 2005 3.150 3,64% 2006 7.956 152,59% Jurnal Agribisnis, Vol. 12, No. 2, Desember 2018, [103 – 117] ISSN : 1979-0058 103 2007 3.625 -54,44% 2008 3.533 -2,54% 2009 3.992 13,01% 2010 4.844 21,32% 2011 3.992 -17,57% 2012 4.720 18,23% 2013 4.852 2,80% 2014 5.379 10,84% Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016 (diolah) Konsumsi jagung pada kenyataan lapangan tercatat lebih besar dari catatan konsumsi seperti pada diatas diduga karena mengingat banyak industri pakan ternak skala kecil/rumah tangga yang belum tercakup dalam penggunaan pakan oleh industri. Pengolahan jagung untuk pakan (self mix) yang dilakukan oleh rumah tangga usaha peternakan, diduga jumlahnya cukup besar. Disamping itu banyak jagung yang dikonsumsi di luar rumah tangga sebagai makanan jadi seperti untuk snack, jagung bakar, jagung untuk sayuran, atau makanan lain berbahan baku jagung. Konsumsi jagung di Indonesia sendiri akan terpenuhi melalui produksi yang dilakukan oleh para petani di Indonesia dengan kegiatan memproduksi jagung pada lahan mereka atau bertani. Kegiatan bertani ini akan menghasilkan jagung yang bisa digunakan untuk segala kebutuhan konsumsi dari Jagung di Indonesia. Berikut ini merupakan produksi jagung pada periode 15 tahun terakhir. Tabel 2. Produksi Jagung di Indonesia. Tahun Produksi (ribu ton) Pertumbuhan Produksi (%) 2000 9.667 2001 9.347 -3,31% 2002 9.585 2,55% 2003 10.886 13,57% 2004 11.225 3,11% 2005 12.524 11,57% 2006 11.609 -7,31% 2007 13.288 14,46% 2008 16.317 22,80% 2009 17.630 8,05% 2010 18.328 3,96% 2011 17.643 -3,74% 2012 19.387 9,88% 2013 18.512 -4,51% 2014 19.008 2,68% Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016 (diolah) Produksi jagung di Indonesia yang mengalami tren meningkat, namun pertumbuhannya tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan konsumsinya. Adapun pertumbuhan yang tidak terlalu besar diduga diakibatkan karena persaingan dengan tanaman lain ataupun diakibatkan karena adanya konversi lahan di beberapa daerah yang digunakan untuk kebutuhan lain, serta tidak besarnya pertumbuhan produksi diduga diakibatkan oleh perubahan iklim global seperti adanya musim kemarau basah, yang menyebabkan tanaman jagung tidak banyak ditanam dan digantikan dengan tanaman lain seperti padi, yang dinilai akan lebih menguntungkan apabila dibudidayakan

Volume 12
Pages None
DOI 10.15408/AJ.V12I2.11862
Language English
Journal None

Full Text