Archive | 2021

Nasionalisme dan Tasamuh – Suatu Tinjauan Ulama Tanah Sunda Abah Anom

 

Abstract


The negative stigma lately is often carried by Muslims. This often occurs in acts of violence and intolerance carried out by radical Islamic community organizations. They are provoked by their leaders through lectures and da wah. For this reason, the influence and example of nationalist and tasamuf religious leaders are needed. Abah Anom was the leader of the Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah Islamic Boarding School, the Suryalaya Islamic Boarding School in Tasikmalaya, West Java . One of the cleric who can be a role model in the syiar of Islam and the life of the nation and state. Apart from being a nationalist cleric, he also highly respects the local wisdom. Through this paper, it is hoped that it will inspire the younger generation of Islam to practice religion without forgetting local wisdom. Another thing is the need to foster nationalism and accept the differences that exist in society. The research method uses library research methods where the library sources are taken from books and journals / proceedings. Through his example and also his works can be learned about the role of nationalism and creativity in his broadcast. His view of local wisdom, especially Sundanese culture, is precisely to strengthen the Qodiriyah wa Naqsyabandiyah Tarekat. Abah Anom s role model is needed for the young generation of Islam today, in this global era and the fading of their nationalistic values.\xa0\xa0\xa0\xa0\xa0 Keywords: Abah Anom, nasionalism, tasamuh Abstrak Stigma negatif akhir-akhir ini kerap disandang oleh umat Islam. Hal ini dikarenakan sering terjadi aksi kekerasan dan intoleran yang dilakukan oleh kelompok ormas Islam radikal. Mereka terprovokasi oleh pemimpinnya melalui ceramah dan dakwah. Untuk itu pengaruh dan teladan seorang pemimpin keagamaan yang nasionalis dan tasamuf sangat diperlukan. Abah Anom merupakan pemimpin Pesantren Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah yakni Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Salah satu ulama yang dapat menjadi panutan dalam syiar Islam maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain seorang ulama yang nasionalis, beliau juga sangat menghormati kearifan lokal dimana pesantren ini berada. Melalui tulisan ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda Islam untuk dapat mengamalkan ajaran agama tanpa melupakan kearifan lokal setempat. Selain itu juga perlunya memupuk rasa kebangsaan dan menerima perbedaan yang ada di masyarakat. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kepustakaan ( library research ) dimana sumber pustaka diambil dari buku-buku, jurnal, prosiding , majalah dan koran. Melalui teladan kehidupannya dan juga karya-karyanya bisa dipelajari tentang peran nasionalisme dan kreativitas dalam syiarnya. Pandangannya terhadap kearifan lokal khususnya budaya Sunda justru untuk memperkokoh Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah. Suri teladan Abah Anom perlu ditiru oleh generasi muda Islam saat ini, di tengah arus global dan lunturnya nilai-nilai nasionalismenya yang mereka alami.\xa0 Keywords: Abah Anom, nasionalisme, tasamuh

Volume 8
Pages 769-776
DOI 10.15408/SJSBS.V8I3.20750
Language English
Journal None

Full Text