Archive | 2019

PENANAMAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PESERTA DIDIK

 

Abstract


Lokal genius, indigenious knowledge atau local wisdom dapat digali secara ilmiah dari produk kultural dengan interpretasi yang mendalam. Sebagai produk kultural, tradisi budaya mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan komunitas pemiliknya, misalnya sistem nilai, kepercayaan dan agama. Kaidah-kaidah sosial dan etos kerja, bahkan cara bagaimana dinamika sosial itu berlangsung, dengan kata lain, tradisi budaya sebagai warisan leluhur mengandung kearifan lokal (local wisdom) yang dapat dimanfaatkan dalam pemberdayaan masyarakat untuk membentuk kedamaian dan meningkatkan kesejahteraan. Dalam kaitannya dengan kearifan lokal, setiap bangsa atau suku bangsa memiliki sumber yang berbeda dalam pembentukan karakter (character building) generasi penerus bangsanya. Kearifan lokal budaya Sunda yang kaya dengan nilai-nilai positif perlu ditransformasi pada generasi muda melalui pendidikan secara kontinyu dan terus mengalami proses reflektif agar kearifan lokal budaya sunda bisa mendorong karakter sunda yang unggul sehingga pada akhirnya setiap siswa memiliki kecakapan hidup (life skill) yang dibutuhkan dalam kehidupan mereka pada jamannya. Keberagamaan\xa0atau religiusitas merupakan tingkat pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan seseorang atas ajaran agama yang diyakininya, atau suatu sikap penyerahan diri kepada suatu kekuatan yang ada di luar dirinya yang diwujudkan dalam aktivitas dan perilaku individu sehari-hari. Dalam pendapat lain Keberagamaan (religi u sity) adalah perilaku yang bersumber langsung atau tidak langsung kepada nas. Di pihak lain, keberagamaan menunjuk pada rangkaian perbuatan, perilaku dan kegiatan orang beriman yang telah melaksanakan ajaran tersebut, di dalam kehidupan konkret mereka. Perilaku keberagamaan merupakan respon dari realitas mutlak sesuai dengan konsep Joachim Wach atau imam Abu al-Hasan al-Asy’ary.\xa0Untuk mewujudkan satuan perilaku beragama diperlukan suatu proses panjang ynag menyangkut dimensi kemanusiaan baik pada aspek kejiwaan, perorangan maupun kehidupan kelompok. Unsur ini disimpulkan dari sifat ajaran agama yang menjangkau keseluruhan hidup manusia, karena manusia memiliki dimensi kejiwaan perorangan atua kelompok. Untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik perlu didukung dengan kaitan wawasan, sikap keberagamaan peserta didik dan juga pembiasaan program yang menanamkan nilai-nilai keberagamaan tersebut. Sehingga nantinya diketahui apakah wawasan peserta didik yang luas akan ilmu agama memastikannya untuk bersikap dan berprilaku yang menunjukkan keberagamaan yang baik.

Volume 2
Pages 201-225
DOI 10.15575/ATH.V2I2.3391
Language English
Journal None

Full Text