Media Akuakultur | 2019

PERTUMBUHAN TERIPANG PASIR Holothuria scabra YANG DIPELIHARA DALAM BAK DAN KARAMBA JARING APUNG DI TAMBAK DENGAN APLIKASI BEBERAPA FORMULASI PAKAN BUATAN

 
 
 
 

Abstract


Teripang pasir, Holothuria scabra merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi di Asia. Populasinya di alam semakin menurun karena aktivitas penangkapan secara berlebihan. Untuk mengantisipasi menurunnya stok teripang di alam, maka perlu segera dilakukan pengembangannya melalui kegiatan budidaya. Di samping ketersediaan benih, pakan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya teripang. Penelitian ini bertujuan mendapatkan formulasi pakan buatan yang tepat untuk mendukung pertumbuhan teripang pasir. Empat pakan percobaan dengan formula berbeda, sebagai perlakuan, dibuat dalam bentuk pelet kering. Pakan diformulasi menggunakan tepung Sargassum sp., tepung Ulva sp., tepung Gracilaria sp., yang dikombinasi dengan tepung kedelai dan tepung beras dengan proporsi berbeda. Pada percobaan-1, benih teripang (hasil pembenihan) ukuran 14,4 ± 6,5 g ditebar dalam delapan buah bak berukuran 2 m x 1 m x 0,6 m dengan kepadatan 100 ekor/bak. Teripang diberi pakan percobaan dengan frekuensi satu kali sehari selama lima bulan. Pada percobaan-2, benih teripang ukuran 7,0 ± 1,6 g ditebar dalam delapan buah keramba jaring apung berukuran 1 m x 1 m x 1 m yang diletakkan di tambak dengan kepadatan 50 ekor per jaring. Teripang diberi pakan percobaan dengan frekuensi satu kali sehari selama empat bulan. Hasil percobaan menunjukkan pakan buatan yang diformulasi menggunakan tepung Sargassum sp., tepung Ulva sp., tepung kedelai, dan tepung beras dapat mendukung pertumbuhan dan sintasan teripang pasir, baik yang dipelihara dalam bak maupun dalam jaring apung di tambak. Sintasan teripang tidak dipengaruhi oleh pakan percobaan (P>0,05). Pakan buatan dengan komposisi bahan 30% tepung Sargassum sp., 35% tepung Ulva sp., 4% tepung kedelai, dan 18% tepung beras menghasilkan pertumbuhan terbaik dan dapat diaplikasikan pada pemeliharaan teripang pasir. Sandfish, Holothuria scabra is a highly valued sea cucumber product in Asian markets. Current exploitation has reduced its wild stock to an alarming level. In order to alleviate the over-exploitation to its wild population and provide a reliable supply of market demands, the aquaculture technology of sandfish has to be developed and perfected. Feed is one of the important factors for a successful sea cucumber aquaculture, besides seed supply. The aim of this experiment was to obtain an appropriate feed formulation to support the growth of sandfish. Four experimental diets (dry pellet) were formulated using seaweed meal of Sargassum, Ulva, and Gracilaria, combined with soybean meal and rice flour, each with different proportions. In experiment-1, cultured sandfish juveniles with an initial weight of 14.4 ± 6.5 g were stocked into eight concrete tanks (2 m x 1 m x 0.6 m) with a density of 100 juveniles/tank. In experiment-2, sandfish juveniles with an initial weight of 7.0 ± 1.6 g were stocked into eight floating net cages (1 m x 1 m x 1 m) erected in a pond with a density of 50 juveniles/cage. The sandfish juveniles were fed once daily with the experimental diets for five and four months for experiment-1 and experiment-2, respectively. Results of the experiment showed that diet formulated with Sargassum, Ulva, and soybean meals and rice flour produced good growth and survival of sandfish, both reared in concrete tanks and in floating net cages. The experimental diets did not affect the survival of sandfish (P>0.05). Formulated diet containing 30% Sargassum meal, 35% Ulva meal, 4% soybean meal, 18% rice flour, and 6% ‘lap lap’ flour gave the best growth and could be applied for grow-out of sandfish.

Volume 14
Pages 19-29
DOI 10.15578/MA.14.1.2019.19-29
Language English
Journal Media Akuakultur

Full Text