Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea | 2021

Karakteristik ekstrak tanin kulit kayu pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese)

 
 
 
 

Abstract


Perekat merupakan salah satu komponen utama yang diperlukan dalam industri pengolahan kayu komposit. Perekat sintetis, yang umumnya digunakan pada pembuatan kayu komposit, mengandung emisi formaldehida yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan alternatif jenis perekat lain untuk mengurangi penggunaan perekat sintetis. Tanin merupakan senyawa polifenol berasal dari tumbuhan yang berpotensi dijadikan sebagai perekat alami. Tanin dalam jumlah besar banyak ditemukan pada kulit kayu, khususnya pada kulit kayu Pinus merkusii . Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data karakteristik fisik dan kimia pada ekstrak tanin kulit Pinus merkusii . Tanin diperoleh melalui metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut air panas. Sifat fisik yang diamati antara lain warna, kadar padatan, dan viskositas. Sifat kimia yang diamati berupa pH, analisis FTIR (Fourier-transform Infrared Spectroscopy) , dan analisis GCMS ( Gas Chromatography Mass Spectroscopy ). Ekstrak tanin cair yang diperoleh berwarna cokelat terang, memiliki kadar padatan 0,3% dan viskositas 2,65 centipoise . Ekstrak tanin Pinus merkusii memiliki pH asam yaitu 4,23. Setelah dilakukan analisis gugus fungsi melalui uji FTIR, maka gugus fungsi yang terkandung dalam ekstrak kulit pinus adalah gugus hidroksil, gugus karbonil, gugus CH alkana, cincin aromatik, aldehida, dan gugus eter. Hasil analisis GCMS menunjukkan bahwa beberapa senyawa fenolik terkandung dalam ekstrak tanin kulit pinus dengan konsentrasi sebesar 7,75%. Oleh karena adanya gugus fenolik, maka tanin dapat bereaksi terhadap formaldehida sehingga dapat berpolimerisasi kondensasi menjadi bahan perekat kayu.

Volume 10
Pages 93-102
DOI 10.18330/JWALLACEA.2021.VOL10ISS1PP93-102
Language English
Journal Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea

Full Text