JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA | 2021

DEIKSIS BAHASA BANJAR DALAM TUTURAN ANAK USIA DINI (BANJARESE LANGUANGE DEIXIS IN EARLY CHILDHOOD SPEECH)

 

Abstract


Abstract Banjarese Languange Deixis in Early Childhood Speech. This research used a descriptive qualitative approach. Data of research were the speeches made the early childhood at TK Cipta Karya containing Banjarese language deixis. The data resources were the early age children. The researcher used the SLBC technique (see free involment) in this study. The research found five deixis of Banjar language in early childhood, namely deixis of person: aku, ulun, unda, kita, kami, ikam, pian, buhannya, buhan kam, inya, sidin, buhannya, and bagiannya; deixis of place: di sini, di sana, di situ, ka sini, ka sana, and ka situ; deixis of time: samalam, isuk, tahun kena, tadi, and kena; deixis of pointer: ini, nih, ni, itu, tu, and tuh; deixis of discourse, consisting of two types namely anaphoric deixis which refer to something mentioned before and deixis of words which refer to something that has not been mentioned at all before; and the social deixis, namely the different uses of the words ulun, unda, pian, nyawa and of answer, such as iih or heeh and inggih. Keywords: deixis, Banjar language, child Abstrak Deiksis Bahasa Banjar dalam Tuturan Anak Usia Dini. Penelitian ini bertujuan mengetahui wujud dan analisis deiksis bahasa Banjar dalam tuturan anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini berupa tuturan anak usia dini di TK Cipta Karya yang tuturannya mengandung deiksis bahasa Banjar. Sumber data penelitian ini adalah anak-anak usia dini di TK Cipta Karya. Peneliti menggunakan teknik SBLC (Simak Bebas Libat Cakap) dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini ditemukannya enam deiksis bahasa Banjar pada anak usia dini, yaitu deiksis persona, yaitu aku, ulun, unda, kita, kami, ikam, pian, buhannya, buhan kam, inya, sidin, buhannya, dan bagiannya; deiksis tempat, yaitu di sini, di sana, di situ, ka sini, ka sana, dan ka situ; deiksis waktu, yaitu samalam, isuk, tahun kena, tadi, dan kena; deiksis penunjuk, yaitu ini, nih, ni, itu, tu, dan tuh; deiksis wacana, yaitu terbagi dua menjadi deiksis anafora nya yang merujuk pada sesuatu yang disebutkan sebelumnya dan deiksis katafora nya yang merujuk pada sesuatu yang belum disebutkan sama sekali sebelumnya;\xa0dan deiksis sosial, yaitu perbedaan penggunaan kata ulun, unda, pian, nyawa dan penggunaan kata jawaban, seperti iih atau heeh dan inggih. Kata-kata kunci: deiksis, bahasa Banjar, anak

Volume None
Pages None
DOI 10.20527/JBSP.V11I1.10568
Language English
Journal JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA

Full Text