Archive | 2019

Evaluasi pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan di rumah sakit swasta

 
 
 

Abstract


Abstract Background: WHO found that the inappropriate use of medicine still become a big problem in the world. Therefore, pharmacy services evaluation must be done to improve the appropriate use of medicine. Objective: This study aims to know the pharmacy services based on WHO patient-care indicators and to determine the correlations between socio-demographic characteristics and patient knowledge about medicine use. Method: An observational cross-sectional study was conducted by using the WHO patient-care indicator on 211 regular outpatients or non-insurance at one of private hospital in Yogyakarta. This study used disproportionate stratified random sampling method. Data were collected by observation and interview the patient and analyzed by using WHO patient-care indicator. The relation between socio-demographic characteristics and patient knowledge were analyzed using chi-square and spearmen test. Results: The average of dispensing time was 47.52 second and 99.4% medicines dispensed. Percentage of medicine labelled was 92.26% and only 36,5% patients know about the medicines use. Based on statistical analysis, there was no correlation between level of patient knowledge with age ( p=0.218 ) and gender ( p=0.209 ). Otherwise, education ( p=0.005 ) was correlated with level of patient knowledge. Conclusion: The pharmacy services in hospital was good, but pharmacist still need to improve communication to patients about medicines they received . Whereas, education have relationship with patient level knowledge Keywords: pharmacy service, outpatient, hospital Latar belakang: Data WHO menyatakan bahwa masih banyak terjadi penggunaan obat yang tidak tepat oleh pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan evaluasi pelayanan kefarmasian secara rutin sebagai salah satu upaya peningkatan penggunaan obat yang tepat. Tujuan: Mengetahui gambaran pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan umum berdasarkan indikator pelayanan pasien WHO dan mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dengan pengetahuan pasien tentang penggunaan obat Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross- sectional pada 211 pasien rawat jalan umum atau non-asuransi di salah satu rumah sakit swasta Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode disproportionate stratified random sampling . Data diperoleh dari observasi dan wawancara kepada pasien kemudian data dianalisis secara deskriptif menggunakan rumus sesuai indikator pelayanan pasien WHO. Analisis hubungan sosiodemografi dengan pengetahuan pasien tentang penggunaan obat dilakukan menggunakan uji statistik chi-square dan spearman test . Hasil: Rata-rata waktu penyerahan obat yaitu 47,52 detik dengan persentase obat terlayani 99,4%. Persentase etiket obat yang memadai 91,7% dan pasien yang mengetahui cara penggunaan obat yang diterima sebesar 36,5%. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara usia ( p=0,218 ) dan jenis kelamin ( p=0,209 ) dengan tingkat pengetahuan, serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ( p=0,005 ) dengan pengetahuan pasien. Kesimpulan: Secara umum pelayanan kefarmasian di rumah sakit sudah baik, namun masih perlu peningkatan dalam pemberian informasi obat kepada pasien saat penyerahan obat. Sedangkan, faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan pasien tentang penggunaan obat adalah tingkat pendidikan. Kata kunci : pelayanan kefarmasian, pasien

Volume 15
Pages 20-27
DOI 10.20885/JIF.VOL15.ISS1.ART3
Language English
Journal None

Full Text