Archive | 2021

PENDIDIKAN BERBASIS RESPONSIF GENDER SEBAGAI UPAYA MERUNTUHKAN SEGREGASI GENDER

 
 

Abstract


Fair education is a right for all human beings. However, application does not always represent justice. Gender segregation is one of the problems in education. The separation between men and women can be a barrier in the learning process. Although access to education is extensive, it does not rule out the possibility that this gender segregation model is still stretched. This model can still be found in some boarding schools and schools with a strongly religious base. Separation can occur in some learning activities as well as the whole activities. This model is believed to perpetue gender bias and make the relationship between men and women tend to be rigid. Gender responsive education is one way to give students the widest possible space to learn together regardless of gender. The learning process in school tends to give full rights in learning and gives fair attention to the special needs of men and women. The purpose of this paper describes and analyzes how to realize the nuances of gender responsive education. The method used in this writing is qualitative method with descriptive analysis. The theory used to describe the reality of gender segregation in education is the theory of social construction. The results show that realizing a strong education of gender responsiveness requires support from all aspect of life. Aspects of awareness and understanding related to gender equality are important. Forming gender-responsive learning can be done with collaborative learning approaches and methods that collaborate with the participation of both men and women.\xa0 Keywords: Learning, Gender Responsiveness, Gender Segregation\xa0 Abstrak Mengenyam pendidikan secara adil merupakan hak bagi semua manusia. Namun, penerapan tidak selalu merepresentasikan keadilan. Segregasi gender menjadi salah satu problematika dalam dunia pendidikan. Dimana pemisahan antara laki-laki dan perempuan dapat menjadi tembok pembatas dalam proses pembelajaran. Meskipun akses terhadap pendidikan begitu luas, tidak menutup kemungkinan model segregasi gender ini masih melenggang. Model ini masih dapat dijumpai di beberapa pondok pesantren maupun sekolah dengan basis agama yang kuat. Pemisahan dapat terjadi pada sebagian aktivitas belajar maupun keseluruhan aktivitas. Model ini disinyalir dapat melanggengkan bias gender dan menjadikan hubungan antara laki-laki dan perempuan cenderung kaku. Pendidikan dengan nuansa responsif gender merupakan salah satu cara untuk memberikan ruang seluas-luasnya pada para peserta didik untuk belajar bersama tanpa memandang gender. Pembelajaran cenderung memberikan hak sepenuhnya dalam belajar dan memberikan perhatian yang adil bagi kebutuhan khusus laki-laki dan perempuan. Tujuan penulisan ini mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana mewujudkan nuansa pendidikan yang responsif gender. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Sedangkan teori yang dipakai untuk menggambarkan realitas segregasi gender dalam pendidikan adalah teori konstruksi sosial. Hasil penelitian menunjukan bahwa mewujudkan pendidikan yang kental akan nuansa responsif gender membutuhkan support dari semua lapisan masyarakat. Aspek kesadaran dan pemahaman terkait dengan kesetaraan gender adalah penting. Membentuk pembelajaran yang responsif gender dapat dilakukan dengan pendekatan maupun metode pengajaran yang bersifat kolaboratif (collaborative learning) yang menggandeng partisipasi baik laki-laki maupun perempuan.\xa0 Kata Kunci: Pembelajaran, Responsif Gender, Segregasi Gender

Volume 10
Pages None
DOI 10.20961/JAS.V10I0.47639
Language English
Journal None

Full Text