Archive | 2019

Studi Willingness To Pay (WTP) calon pengguna jasa kereta api bandara internasional Adi Soemarmo

 
 
 

Abstract


ABSTRAKSalah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kegiatan ekonomi dalam negeri adalah dengan membangun sarana dan prasarana transportasi publik. Tujuan utama pembangunan ini, selain mengurangi kemacetan adalah untuk menekan biaya dan waktu. Demi terwujudnya tujuan tersebut, maka diperlukan transportasi yang terintegrasi. Salah satu transportasi terintegrasi yang saat ini masif digencarkan adalah pembangunan kereta api (KA) bandara. Hadirnya KA Bandara di Kota Surakarta yang melayani trayek Stasiun Solo Balapan menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas bandara. Dalam pengadaan ini perlu dikaji lebih dalam agar penyediaan layanan angkutan sesuai dengan kesediaan membayar (Willingness To Pay, WTP) calon pengguna.Penelitian ini menganalisis pemilihan moda antara taksi daring dan KA bandara kemudian menganalisis nilai WTP KA Bandara menggunakan pendekatan discrete choice analysis. Variabel yang digunakan antara lain waktu tempuh, tarif dan headway. Metode stated preference digunakan untuk mengestimasi fungsi utilitas, dan probabilitas dianalisis dengan model logit binomial. Analisis WTP tarif KA Bandara dan sensitivitas dicari untuk mengetahui efek yang terjadi dari setiap perubahan tarif terhadap preferensi seseorang dalam memilih moda.Kesediaan responden dalam membayarkan tarif KA Bandara memiliki hasil yang berbeda untuk setiap kondisi yang ditawarkan. Empat kondisi yang dipilih yang dijabarkan menjadi kondisi sangat bagus, kondisi sangat buruk, kondisi agak bagus dan kondisi agak buruk, nilai WTP yang didapatkan memiliki rentang antara Rp.8.816,- s.d Rp.39.075,-. Selain empat kondisi di atas, penelitian ini juga menganalisis sensitivitas ketika kondisi KA Bandara paling mendekati rencana operasional. Pada kondisi ini, probabilitas pengguna taksi daring yang mau beralih menggunakan KA Bandara sebesar 79,585% s.d 92,465% ketika tarif rencana diberlakukan Rp.10.000,- s.d Rp.15.000,-. Dari kelima kondisi tersebut dapat disimpulkan, semakin besar selisih masing-masing variabel akan mempengaruhi nilai WTP. Hal ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk pihak-pihak terkait dalam menentukan besaran tarif yang akan diberlakukan agar pengguna mau beralih menggunakan KA Bandara.Kata kunci : Willingness to Pay (WTP), tarif KA Bandara, pemilihan moda, stated preference.

Volume 8
Pages None
DOI 10.20961/MATEKSI.V8I2.44020
Language English
Journal None

Full Text