Archive | 2019

Action Speaks Louder than Words: Voices of the Oppressed

 

Abstract


ABSTRACT: With current development of violent and extremism among adolescents, there is a great need to revert to research and analyse the process that young people are undergoing during their childhood and adolescent age. Previous and current research in most developing nations is focused mainly on quantitative data and excellence: academic, sports, and other aspects. Such data might make it big in journals and world reports, but not to the lives of adolescents. However, this trend of being the best in everything is causing much stress among growing young adults and less freedom and liberty for adolescence to voice their opinions, their needs, and their lives. The need for a holistic education, where young people are taught to enable themselves to balance the different aspects of life, is becoming a popular phenomenon in the 21 st century. However, charting their future without allowing space for adolescents to voice their opinions, their needs, and their disagreements through mutual respect and dignity is sadly still lacking in the current digital era. This article aims to capture the lives of adolescents in such a situation and provide the alternative avenue of listening to the “oppressed”. It is proposed that adolescence, who are empowered, tend to have a better control of their daily life conflicts when they become adults. Including adolescents as researchers in action research, such as participatory action research, enables them to understand their role in a wider spectrum and a space to grow and develop. KEY WORD : Adolescents; Empowerment; Voices of the Oppressed; Participatory Action Research; Grow and Develop. RINGKASAN : “Tindakan Bercakap Lebih Banyak daripada Perkataan: Suara yang Ditindas”. Dengan perkembangan semasa bersabit keganasan dan tindakan melampau di kalangan remaja, terdapat keperluan untuk kembali ke penyelidikan dan menganalisis proses yang dilakukan oleh belia semasa zaman kanak-kanak dan remaja. Penyelidikan sebelumnya dan semasa di kebanyakan negara membangun lebih menumpukan kepada data kuantitatif dan kecemerlangan: akademik, sukan, dan aspek lain. Data sedemikian mungkin membuatnya besar dalam jurnal dan laporan dunia, tetapi bukan untuk kehidupan remaja. Walau bagaimanapun, trend ini menjadi terbaik dalam segala hal yang menyebabkan banyak tekanan di kalangan orang dewasa yang masih belia dan kurang keleluasaan dan kebebasan untuk remaja dalam menyuarakan pendapat mereka, keperluan mereka, dan kehidupan mereka. Keperluan untuk pendidikan holistik, di mana orang muda diajar untuk membolehkan mereka mengimbangi pelbagai aspek kehidupan, menjadi fenomena yang popular pada abad ke-21. Walau bagaimanapun, menggambarkan masa depan mereka tanpa memberi peluang kepada remaja untuk menyuarakan pandangan mereka, keperluan mereka, dan perselisihan mereka melalui penghormatan dan martabat bersama adalah menyedihkan pasal masih kurang dalam era digital semasa. Artikel ini bertujuan untuk menangkap kehidupan remaja dalam keadaan sedemikian dan menyediakan jalan alternatif untuk mendengar “yang tertindas”. Adalah dicadangkan bahawa remaja, bila diberi kuasa, cenderung mempunyai kawalan yang lebih baik dalam konflik kehidupan seharian mereka apabila mereka menjadi orang dewasa. Termasuk remaja sebagai pengkaji dalam penyelidikan tindakan, seperti penyelidikan tindakan partisipatif, memungkinkan mereka untuk memahami peranan mereka dalam spektrum yang lebih luas dan ruang untuk maju dan berkembang. KATA KUNCI : Remaja; Pemberdayaan; Suara yang Ditindas; Penyelidikan Tindakan Partisipatif; Tumbuh dan Membangunkan. About the Author: Vishalache Balakrishnan, Ph.D. is a Senior Lecturer at the Faculty of Education UM (University of Malaya) in Kuala Lumpur, Malaysia. For academic interests, the Author is able to be contacted via e-mail at: [email protected] Suggested Citation: Balakrishnan, Vishalache. (2019). “Action Speaks Louder than Words: Voices of the Oppressed” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan , Volume 9(1), June, pp.39-52. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI with print-ISSN 2088-1290 and online-ISSN 2714-6243. Article Timeline: Accepted (March 2, 2019); Revised (April 21, 2019); and Published (June 30, 2019).

Volume 9
Pages 39-52
DOI 10.2121/ATIKAN-JOURNAL.V9I1.1272.G1102
Language English
Journal None

Full Text