Journal of human nutrition | 2019

Trajektori Pertumbuhan Anak Stunting dan Normal di Indonesia

 
 
 

Abstract


Abstrak Secara global, kegagalan pertumbuhan linier merupakan bentuk paling umum dari kekurangan gizi\xa0 pada masa anak-anak, dimana sekitar 165 juta anak balita mengalami stunting. Akan tetapi, masih terdapat perdebatan mengenai kaitan antara stunting pada anak-anak dengan kejadian kegemukan maupun obesitas pada usia-usia selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis trajektori IMT/U dari anak-anak hingga remaja pada anak yang memiliki riwayat stunting dan normal. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif , dengan menggunakan data sekunder Indonesia Family Life Survey (IFLS) yang merupakan kolaborasi dari Research and Development (RAND) dan Survey Meter . Subjek pada penelitian ini adalah 314 (43.6%) anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari trajektori IMT/U adalah Individual Growth Curve (IGC) model. Analisis IGC dilakukan dengan prosedur Linear Mixed Model pada IBM SPSS Statistics versi 25. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat selisih nilai z-score IMT/U sebesar 0.505 (β= -0.505; SE= 0.138; p<0.01) antara anak yang mengalami stunting dan normal pada awal pengukuran . Nilai z-score IMT/U anak stunted akan mengalami penurunan 0.078 kali lebih kecil (β= -0.078; SE= 0.011; p<0.01), akan tetapi kemudian mengalami peningkatan 0.011 kali lebih tinggi (β= 0.01; SE= 0.002; p<0.01) dibandingkan dengan anak normal . Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan trajektori IMT/U anak yang memiliki riwayat stunting dan normal. Kata kunci : IMT/U; stunting ; trajektori Abstract Globally, linear growth failure is the most common form of childhood malnutrition, with around 165 million children under five are stunting. However, the link between stunting in children with the risk of overweight or obesity at later ages are still debated. This study aimed to analyze the trajectory of BAZ from children to adolescents in children who were stunted and normal. This study was a retrospective cohort study, using secondary data from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) which is a collaboration of RAND and Survey Meter. The subjects in this study were 314 (43.6%) children who met the inclusion and exclusion criteria. BAZ trajectory approach used was the Individual Growth Curve (IGC) model. IGC analysis was carried out by Linear Mixed Model procedure using IBM SPSS Statistics version 25.\xa0 This study indicated that there was a 0.505 (β= -0.505; SE= 0.138; p<0.0 1 ) difference in the z-score of BAZ between children who were stunted and normal at the initial measurement. The decreasing of stunted child’s BAZ was 0.078 times smaller (β= -0.078; SE= 0.011; p<0.0 1 ) , but then the BAZ would increase 0.011 times higher (β= 0.01; SE= 0.002; p<0.01) than the normal children. This study showed that there were differences of BAZ trajectory between stunted and normal children . Keywords: BAZ; stunting; trajectory

Volume 6
Pages 110-118
DOI 10.21776/UB.IJHN.2019.006.02.5
Language English
Journal Journal of human nutrition

Full Text