Archive | 2019

Kerentananketahanan Pangan Wilayah dan Hubungannya dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani dalam Konsep “Wellbeing”

 
 
 

Abstract


Gambaran kondisi kerentanan ketahanan pangan ditingkat wilayah dan rumahtangga sehingga mampu memberikan rekomnedasi dalam upaya peningkatan kesejahteraan rumahtangga petani serta peningkatan ketahanan pangan wilayah. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai tingkat kerentanan ketahanan pangan wilayah Sumatera Selatan, mengukur welllbeing melalui tingkat kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subyektif keluarga petani sawah di Sumatera Selatan, memberikan rekomendasi upaya antisipasi kerentanan ketahanan pangan dan peningkatan wellbeing petani sawah di Sumatera Selatan. Metode yang digunakan adalah metode survey, data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data skunder.\xa0 Metode Analisis data yang dilakukan terdiri dari analisis Kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan melakukan penilaian tingkat komposit terhadap tingkat kerawanan pangan wilayah, selanjutnya dilakukan pengukuran objective wellbeing dan subjective wellbeing . Provinsi Sumatera Selatan berada pada kondisi tahan pangan, dimana nilai IFI berada pada range 0,00-0,43 yang memunjukkan bahwa di daerah ini belum rawan pangan, akan tetapi masih berada pada prioritas 4 dan 5 yang menunjukkan adanya potensi rawan pangan. Indeks komposit tertinggi yaitu di Kabupaten Banyuasin dan OKU Selatan serta OKU Timur.Berdasarkan Objective wellbeing diperoleh hasil bahwa petani yang memiliki pendapatan perkapita diatas garis kemiskinan di Desa Kayuara Batu sebesar 56,67 persen, sedangkan petani yang memiliki pendapatan perkapita dibawah garis kemiskinan sebesar 43,33 persen. Petani yang memiliki pendapatan perkapita diatas garis kemiskinan\xa0 18,51 persen, sedangkan petani yang memiliki pendapatan perkapita dibawah garis kemiskinan sebesar 81,49 persen. Skor total kesejahteraan subjektif petani padi di Desa Kayuara Batu memperoleh skor 2,84 dan Desa Segayam memperoleh skor 2,62 artinya secara keseluruhan kesejahteraan subjektif termasuk kriteria baik. Hal ini membuktikan petani puas terhadap kehidupan personal dan sosial, bahagia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan memiliki makna dalam hidupnya. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan diperoleh \xa0hitung sebesar 0,201, nilai positif yang didapatkan artinya hubungan antara variabel pendapatan total dan kesejahteraan subjektif searah, dimana peningkatan pendapatan bersamaan dengan peningkatan kesejahteraan subjektif Nilai signifikansi 0,314 > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang siginifikan antara pendapatan total dan kesejahteraan subjektif

Volume 3
Pages 495-502
DOI 10.21776/UB.JEPA.2019.003.03.5
Language English
Journal None

Full Text