Archive | 2019

ANALISIS KLASTER UKM KERIPIK GADUNG DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

 
 
 

Abstract


ABSTRAK Keripik gadung merupakan salah satu produk unggulan daerah Kabupaten Tulungagung,\xa0 sentra produksi keripik gadung terletak di Kecamatan Kalidawir dengan jumlah 25 UKM yang masih aktif produksi. Kapasitas produksi yang dihasilkan UKM rata-rata sebesar 5,416 kg per bulan. Permasalahan yang dialami UKM selama ini adalah kelembagaan masih cenderung individu sehingga minimnya komunikasi dan kerjasama antar UKM, belum ada asosiasi dan kerjasama dengan Pemerintah serta rendahnya kualitas produk. Tujuan penelitian adalah menganalisis clustering UKM keripik gadung berdasarkan kinerja dan kualitas produk. Metode yang digunakan pada penelitian adalah K-means clustering . Hasil penelitian menggunakan metode K-means clustering membentuk 2 klaster. Klaster 1 terdiri dari 11 anggota UKM skala kecil dan klaster 2 terdiri dari 14 anggota UKM skala usaha mikro. Pada klaster 1 dan 2 perbedaan signifikan terletak pada nilai kapasitas produksi, jumlah investasi, jumlah tenaga kerja, rata-rata penjualan dan pendapatan. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan klaster 1 untuk mengembangkan usaha melalui peningkatan akses informasi dan peningkatan inovasi teknologi sedangkan klaster 2 melalui peningkatan permodalan agar dapat melakukan kegiatan pemasaran dengan optimal, meningkatkan kapasitas produksi serta memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan. Penerapan standarisasai, quality control (QC) dan peningkatan akses pemasaran juga diperlukan untuk mengembangkan usaha keripik gadung. Upaya perbaikan melibatkan seluruh pelaku dan Pemerintah daerah yang saling terhubung. ABSTRACT Gadung Chips is one of the superior products in the Tulungagung Regency , Gadung chips production center is located in Kalidawir District with 25 SMEs which are still actively producing. The production capacity produced by SMEs is an average of 5,416 kg per month. The problem experienced by SMEs so far is that institutions still tend to be individuals so there is a lack of communication and cooperation between SMEs. There is no association and cooperation with the Government and low quality products. The aim of the study was to clustering analyze of gadung chips SMEs based on performance and product quality. The method used in the study is K-means clustering. The results of the study used the K-means clustering method to form 2 clusters. Cluster 1 consists of 11 small-scale SMEs members and cluster 2 consists of 14 micro business scale SMEs. In cluster 1 and 2 the significant difference lies in the value of production capacity, amount of investment, number of workers, average sales and income. Proposed improvements that can be made in cluster 1 to develop the business through increasing access to information and increasing technological innovation while cluster 2 through increasing capital in order to be able to carry out marketing activities optimally, increase production capacity and improve the quality of the products produced. Standardization, quality control (QC) and increased access to marketing are also needed to develop the gadung chips business. Improvement efforts involve all actors and local governments that are interconnected.

Volume 20
Pages 53-66
DOI 10.21776/UB.JTP.2019.020.01.6
Language English
Journal None

Full Text