Archive | 2019

Potensi Wanita Dalam Mendukung Pemasaran Biji Kakao Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga (Studi Di Dusun Nglengkong, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Jawa Tengah)

 
 
 
 
 

Abstract


ABSTRACT Cacao was the mainfarmcommodity cultivated by farmers in Nglengkong Hamlet since 1980s. So far, farming activities of cacao, including cultivation till marketing, were conducted dominanly by male farmer. The research aimed to dug the potency of women in supporting the cacao beans marketing in order to realized the food resilience of farm household in Ngelngkong Hamlet, Giripurwo Village, Girimulyo District, Kulon Progo Regency. This research used descriptive qualitative approach with Participation Action Research (PAR) method. The data were obtained by Focus Group Discussion (FGD) with the farmer wifes and women representative from each neighbourhood association (Rukun Tetangga – RT) as the informant. The collected information was then analized using SWOT. The result showed that the farmer wife could be involved in marketing process of cacao beanss by using social capital that had been developed among the women in order to got information, expanded the network, and gained the potential buyers. Farmer wive were willing to involeved when their contribution could be the assurance of achiving household food resilience. All this time, the low cacao selling price became the main problem because each farmer sold the beans in the small amount with ununiformed quality. The deal of farmer wives was necessary to built the marketing pattern of cacao beans because they had potency to influenced farmers in selecting the market. The establishment of women farmer group by using social capital could be one of the solution. Beside engaged in the marketing, women could help the post-harvest activities, such as fermentation and dring cacao beans. Post-harvest activities were not as heavy as cultivation one but needed persistence thus opened the big opportunity for women participation. If the farmer could manage the farm, did fermentation, and dried the beans well according to SNI 01-2323-2008 , the chance to met the global marketing challenge would increase.\xa0 Finally, the women involvement in cacao farming would realize the food resilience of farm household through the the increasing household income.\\ ABSTRAK Kakao merupakan komoditas unggulan perkebunan yang diusahakan masyarakat tani Dusun Nglengkong sejak tahun 1980an. Selama ini,aktivitas usaha tani kakao dari penanaman hingga pemasaran dilakukan secara dominan oleh petani pria. Penelitian bertujuan untuk menggali potensi wanita dalam mendukung pemasaran biji kakao guna mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga tani di Dusun Nglengkong, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif diskriptif dengan metode Participation Action Research (PAR). Data diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan informan istri petani kakao dan perwakilan wanita tiap Rukun Tetangga (RT). Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istri petani kakao dapat dilibatkan dalam proses pemasaran biji kakao dengan memanfaatkan modal sosial yang telah terbangun di kalangan wanita untuk memperoleh informasi, memperluas jaringan pasar, dan mendapatkan pembeli potensial. Istri petani akan bersedia terlibat ketika kontribusi yang dia berikan dapat memberikan kepastian pada pencapaian ketahanan pangan keluarga. Selama ini rendahnya harga jual kakao menjadi permasalahan utama karena masing-masing petani menjual dalam jumlah sedikit dengan kualitas yang tidak seragam. Perlu adanya kesepakatan antara istri petani pada pola pemasaran biji kakao karena mereka memiliki potensi mempengaruhi petani dalam memilih pasar. Pembentukan kelompok wanita dengan memanfaatan modal sosial dapat menjadi salah satu solusi. Selain bergerak dalam pemasaran, wanita dapat membantu kegiatan pasca panen seperti fermentasi dan penjemuran biji kakao. Kegiatan pasca panen tidak seberat kegiatan budidaya tetapi memerlukan ketekunan sehingga membuka kesempatan besar bagi wanita untuk ikut berpartisipasi. Apabila keluarga petani telah mampu mengelola kebunnya serta melakukan fermentasi dan penjemuran sesuai SNI 01-2323-2008 dengan baik, maka peluang untuk memenuhi tantangan pasar global akan meningkat. Pada akhirnya, keterlibatan wanita dalam usaha tani kakao akan mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga melalui usaha peningkatan pendapatan keluarga.

Volume 25
Pages 253-276
DOI 10.22146/JKN.43700
Language English
Journal None

Full Text