Jurnal Poetika | 2019

PERSPEKTIF SANTRI DALAM KARYA SASTRA: SEBUAH REPRESENTASI WACANA RELIGIUS-HUMANIS

 
 

Abstract


Pesantren\xa0 kerap dicurigai sebagai lahan subur penyemai bibit radikalisme yang mengancam keutuhan bangsa dan negara, sejatinya sangat akrab dengan nilai-nilai yang humanis, yang salah satunya direpresentasikan dalam karya sastra pesantren.\xa0 Kajian ini membincang representasi wacana religius-humanis dalam sastra pesantren sebagai objek material, berupa tiga cerita pendek berjudul “Di Antara Dua Pilihan”, “Cinta Sejati Itu Tidak Mudah”, dan “Seruas Bingung. Ketiganya” terbit di buletin Tanwirul Afkar, sebuah buletin salah pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah di Sukorejo, Jawa Timur. Oleh sebab itu, teori representasi Stuart Hall dipakai sebagai alat analisis. Terkait dengan pendekatan konstruksionis model diskursif Foucauldian yang bertitik tekan pada produksi pengetahuan melalui wacana yang melibatkan sistem bahasa, ketiga cerpen dianalisis dengan memetakan wacana religius-Humanis dan dikaitkan dengan latar kontekstual tempat wacana tersebut diproduksi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam sastra pesantren konstruksi wacana religius-humanis dihadirkan melalui nilai- nilai kemanusiaan yang universal, alih-alih terjebak pada dikotomi yang rigid antara benar dan salah, sebagaimana pemahaman yang kerap memicu radikalisme. Nilai religius justru hadir seiring dengan nilai kemanusiaan universal sebagai satu representasi keberpihakan santri penulis terhadap wacana religius-humanis melalui sastra pesantren. Kata Kunci: wacana; pesantren; sastra pesantren; religius-humanis; representasi Pesantren (Islamic Boarding School) is suspected as a fertile place for the radicalism which treat the united nations and states of Indonesia as a republic. As a religious school, pesantren is supposed to be representative for humanism since religion is taken as a living guide for human being. This article discusses representation of religious-humanist discourse in Pesantren Literature as the material object; they are short stories entitled: “Diantara Dua Pilihan”, “Cinta Sejati Itu Tidak Mudah” dan “Seruas Bingung”. The short stories were published in Tanwirul Afkar,a monthly bulletin in Salafiyah Syafi’iyah Islamic Boarding School at Sukorejo, Situbondo, East Java Indonesia. We apply Stuart Hall’s representation theory as a tool to analyze the stories. Focusing on Foucauldian’s discursive method in constructionist model that emphasizes on the knowledge production in discourses through language, we map the contextual background to find out the genealogy of religious-humanist discourse production. The result shows that religious-humanist discourses in Pesantren literary works are presented through universal human values, instead of being trapped in a rigid dichotomy between right and wrong that lead to a radicalism. Religiosity comes along with the universal human values as a representation of santri writers’s partialit on religious-humanist discourse through Pesantren literature. Keywords: discourse; pesantren; pesantren literature; religious-humanist; representation

Volume 7
Pages 1-16
DOI 10.22146/POETIKA.40902
Language English
Journal Jurnal Poetika

Full Text