Archive | 2019

STUDI PERBANDINGAN KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN LAPANGAN MINYAK MARGINAL MENGGUNAKAN PRODUCTION SHARING CONTRACT DAN GROSS SPLIT

 

Abstract


Kondisi ekonomi dunia migas yang kurang baik dan cost recovery terlalu besar serta hasil yang didapatkan tidak sebanding didapatkan oleh kontraktor. Maka, perubahan sistem kontrak baru dengan aturan penambahan split bagi kontraktor memberikan pertimbangan dalam mengelola lapangan migas. Untuk memulihkan keadaan serta mengembalikan semangat kontraktor agar tetap berinvestasi di Indonesia, pemerintah Indonesia\xa0 memberikan insentif dan alternatif lain kepada kontraktor untuk mengubah Kontrak PSC yang ada sekarang\xa0 dengan PSC Gross Split berdasarkan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 8 dan Nomor 52 tahun 2017. Lapangan YZ merupakan salah satu lapangan marginal di Central Sumatera Basin atau Rokan Block Provinsi Riau. Lapangan tersebut merupakan lapangan komersil yang memiliki potensi cadangan minyak untuk dapat dikelola. Untuk melakukan pengembangan lapangan minyak marginal YZ perlu dilakukan perbandingan hasil keekonomian proyek dengan menggunakan kontrak PSC dan PSC Gross Split untuk menentukan tingkat kelayakan proyek. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Kontrak PSC Standar pengembangan lapangan minyak marginal YZ memiliki nilai NPV\xa0 = $M 78.35 ; IRR = 10,92% ; POT = 3,0 tahun, Government Take = 51,9 %, Contractor Take = 7% dan Cost Recovery = 41,04 %. Sementara perhitungan keekonomian lapangan minyak marginal YZ menggunakan Kontrak PSC Gross Split menghasilkan nilai NPV = $M 621.38 ; IRR = 15,73% ; POT = 3,29 tahun; Government Take = 86,2 %, Contractor Take = 13,8 %. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah dan Kontraktor akan mendapatkan keuntungan dengan menggunakan Kontrak PSC Gross Split karena lebih ekonomis dikembangkan pada saat harga minyak sedang rendah seperti sekarang dan lebih menguntungkan dari Kontrak PSC Standar.

Volume None
Pages 23-29
DOI 10.22219/SENTRA.V0I4.2244
Language English
Journal None

Full Text