Archive | 2019

Analisis Usaha Industri Tahu Skala Rumah Tangga di Sentra Industri Tahu Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo

 
 
 

Abstract


Tahu dikenal sebagai makanan rakyat dikarenakan harganya yang terjangkau. Banyak masyarakat yang mengonsumsi tahu sebagai lauk pauk dan sebagai sumber protein pengganti daging, dimana harga tahu lebih murah dibandingkan harga daging. Tahu terbuat dari kedelai, kedelai yang digunakan merupakan kedelai impor, dimana harga kedelai impor berfluktuatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, efisiensi, risiko, dan analisis sensitivitas dari usaha rumah tangga Tahu di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Penentuan daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu Kecamatan Kartasura. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan pencatatan. Analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, analisis efisiensi usaha, analisis risiko usaha, serta analisis sensitivitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya total rata-rata yang dikeluarkan oleh produsen tahu skala rumah tangga di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo pada Desember 2018 sebesar Rp.58.050.003,00. Penerimaan rata-rata yang diperoleh setiap produsen adalah Rp.65.430.850,00 per bulan dan keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp.7.380.847,00 per bulan dengan profitabilitas usaha sebesar 13%. Usaha rumah tangga tahu yang dijalankan selama ini sudah efisien yang ditunjukkan dengan R/C rasio lebih dari 1 yaitu sebesar 1,13 yang berarti setiap Rp.100,00 biaya yang dikeluarkan akan didapatkan penerimaan sebesar Rp.113,00. Besarnya nilai koefisien variasi 0,64 dan nilai batas bawah keuntungan adalah - Rp.2.057.792,00. Hal ini dapat diartikan bahwa usaha tahu yang dijalankan di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo berisiko. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan nilai penjualan lebih sensitif atau peka jika dibandingkan dengan kenaikan harga bahan baku dan kenaikan upah tenaga kerja. Responden akan mengalami kerugian pada penurunan nilai penjualan diatas 11,28%, kenaikan bahan baku (kedelai) diatas 19,68%, dan kenaikan upah tenaga kerja diatas 70,85%.

Volume 2
Pages 76-86
DOI 10.22219/agriecobis.vol2.no2.10-20
Language English
Journal None

Full Text